Sebuah perkataan yang tak ingin di keluarkan sebenarnya, namun terpaksa karena kesal.
Jawab Damar membuat emosi mendidih di darah Renata, "Wanita pintar, setelah tidak mendapatkan satu ikan ia mencari ikan yang lebih besar," Kata-kata itu ditujukan untuk Kania.
Dimas membantu kakaknya bangkit dan tidak usah mendengar ucapan menyakitkan dari mulut Renata, baru saja berdiri tangan Damar mencegatnya.
"Jangan lemah, jangan mau difitnah. Mari dapatkan ikan yang lebih besar, dan lebih BAIK!" Ucap Damar laku mengecup kening Kania.
Hampir semua orang yang berada disana membelalakan matanya, tidak menyangka Damar akan melakukan hal itu.
"Ayo pergi ke ruangan lain, adikmu sepertinya masih butuh perawatan, lagian ini Rumah Sakit umum," Damar memegang bahu Dimas dan melangkahkan kakinya.
Kania masih membeku karena laki-laki itu mencium keningnya, ia berusaha menyadarkan diri dan mengikuti langkah Damar dan Dimas. Dengan gemuruh di dada yang sulit ia kendalikan.