"Andrew, ayo cepet. Keburu tutup tokonya," gerutu Lami seraya menghentak-hentakkan kakinya.
"Bisa sabar enggak? Kalau mau cepet pergi aja sendiri," protes Andrew yang sangat jengah dengan sikap Lami. Jika saja itu Adel mungkin ia tidak akan marah.
"Ihh, kau ini"
Andrew mengeluarkan kunci mobil di balik saku jaketnya. Begitu ia ingin membuka pintu mobil, ia bisa melihat Adel yang menatapnya dari jauh. Sungguh, saat ini ia ingin berduaan dengan Adel setelah pertengkaran diantara mereka selesai. Andrew pun berusaha untuk menahan dirinya, dan memasuki mobilnya. Mobil itu mulai bergerak keluar sekolah.
Tak beda jauh dengan Andrew, Adel pun menatapnya dengan senyuman yang lara. Ia harus bersabar. Andrew sudah mengatakan padanya untuk bersabar menunggu Andrew menyelesaikan segalanya. Ia hanya harus percaya kalau Andrew masih mencintainya. Walaupun hatinya sangat sakit melihat Andrew pulang dengan perempuan lain.
"Kau yang sabar yah, Adel," ujar Reyn seraya memegang pundak Adel.