Chereads / Ingatan Indigo / Chapter 3 - Atta Si Hantu Anak Kecil

Chapter 3 - Atta Si Hantu Anak Kecil

Namun tidak semua sosok yang Titha temui di ajaknya untuk berkomukasi. Hanya saja karena mereka juga menyadari kalau Titha dapat melihatnya mereka akan langsung mengatakan sesuatu kepada Titha tanpa harus di minta.

Sosok yang ikut membonceng Titha adalah sosok anak kecil sekitar umur 5 tahun, dia anak kecil yang mempunyai rambut poni lucu. Mengenakan kemeja pendek berwarna putih bersih dipadukan dengan celana kodok pendek. Sepatunya putih dan terlihat sangat bersih, wajahnya memang tampan dan menggemaskan. Matanya sipit karena memang mempunyai keturuan china dari orang tuanya.

Sosok anak kecil itu bernama Atta, dia sudah berteman dengan Titha dari kecil. Mereka berdua bertemu di kota tempat ayah Titha bekerja, Titha dan keluarganya tinggal di sebuah rumah kontrakan. Sebenarnya Titha sudah mempunyai rumah di desa asalnya, namun karena ingin terus bersama akhirnya mamanya Titha memilih tinggal di rumah kontrakan ayahnya Titha dalam beberapa tahun, sebelum akhirnya Titha dan mamanya kembali ke rumahnya yang sekarang.

****

Masa kecil.

Saat itu Titha masih berusia 4 tahun, dia belum bisa membedakan antara manusia dan hantu. Disaat papanya Titha sedang libur kerja, saudara papanya Titha mengajak untuk liburan bersama. Mereka berangkat menggunakan mobil menuju kebun binatang, sesampainya di sana semuanya berjalan normal seperti biasa. Titha berjalan di gandeng oleh papanya dan rombongan keluarga lainnya untuk melihat-lihat binatang.

Karena cukup lelah berjalan-jalan akhirnya mereka memutuskan untuk mencari tempat untuk berisirahat.

"Pah, itu kok keluar darahnya kenapa tidak diobati kan sakit?" Kata Titha kepada papanya, ketika melihat sosok wanita dengan berlumuran darah di wajahnya.

"Siapa?" Tanya papa Titha.

"Tanteee." Jawab Titha dengan polosnya.

Belum sempat papanya menjawab, neneknya Titha memanggil papanya, sehingga Titha di tinggal sendiri.

Titha dengan santainya menghampiri sosok wanita itu dengan membawakan tisu.

"Tantee.. ini tisu, sakit yah? Ke dokter dulu sana." Kata Titha sambil menyodorkan tisue ke sosok wanita tersebut.

Papanya Titha menyadari kalau titha sendirian, sehingga papanya langsung memanggil Titha. Titha langsung menoleh ke arah papanya dan berlari, tisu yang diulurkannya ke sosok wanita tersebut di jatuhkan oleh Titha di depan sosok itu.

Tidak lama kemudian Titha dan keluarganya melajutkan jalan-jalan mereka, hingga mereka menyempatkan untuk berkunjung ke taman bermain anak-anak.

Di sana ramai sekali anak-anak seumuran dengan Titha sedang bermain, mulai dari ayunan, perosotan, jungkat-jungkit dan masih banyak lainnya.

Titha duduk di taman itu dengan es cream di tangannya, kemudian Titha melihat ada anak kecil di bawah pohon melambaikan tangan kepadanya. Dengan santainya Titha juga ikut melambaikan tangannya, lalu anak kecil itu memberikan tanda kepada Titha untuk menuju ke tempat anak kecil itu.

Karena orang tua Titha sedang asik mengobrol hingga tidak memperhatikan Titha, kemudian Titha menghampiri anak kecil itu.

"Apa? Ke sana saja." Kata Titha kepada anak kecil itu.

"Kamu mau main sama aku?" Tanya anak kecil itu.

"Ayoo.. ngapain di sini." Ajak Titha sambil menarik tangan anak kecil itu.

Mereka berdua berjalan bersama menuju ayunan yang tidak jauh dari tempat duduk Titha bersama keluarganya.

"Nama kamu siapa?" Tanya anak kecil itu.

"Pratitha Pingky Meilany." Jawab Titha.

"Ahh susah sekali, Ipang saja ya." Kata anak kecil itu.

"Tidak mau, jelek sekali." Bantah Titha.

"Nama kamu itu susah, itu nama spesial dari kakak. Kalau namaku Atta." Kata anak kecil itu meyakinkan sambil memberitahu namanya.

Titha hanya mengangguk, mereka berdua bermain ayunan bersama dan bercanda layaknya anak kecil pada umumnya.

Entah hal apa saja yang mereka bicarakan, keluarga Titha sendiri tidak memperhatikan tingkah Titha pada saat itu hingga sore pun tiba.

"Aku pulang dulu ya, besok main ke sini lagi." Kata Titha berpamitan.

"Hati-hati ya, jangan takut." Kata Atta.

"Rumah kamu di mana? Mama kamu di mana si?" Tanya Titha.

Atta hanya mengacungkan jarinya ke arah pohon tempat mereka bertemu.

"Kamu bukan monyet kan? Masa di pohon." Kata Titha terheran.

"Boleh ikut ke rumahmu? Aku tidak ada rumah." Kata Atta dengan polosnya.

"Boleh ayo." Kata Titha mengijinkan Atta untuk ikut pulang bersamanya.

Titha dan Atta masuk ke dalam mobil, karena sudah lelah Titha akhirnya tertidur di dalam mobil saat perjalanan pulang.

Di saat tiba dirumah, Titha menyuruh Atta untuk duduk di sofa. Titha mengahampiri mamanya yang sedang di dapur.

"Ma, buatkan dua gelas susu." Pinta Titha.

"Kok dua? Untuk siapa?" Tanya mama Titha.

"Untuk temanku ma." Jawab Titha dengan polosnya.

Mamanya Titha akhirnya membuatkan dua gelas susu lalu di bawanya ke ruang tamu dimana Titha duduk dengan Atta, lalu mamanya Titha kembali lagi ke dapur.

"Ayo minum dong." Kata Titha menyuruh Atta untuk minum.

Atta hanya mengangguk, kemudian mencoba untuk menyeruput segelas susu di depannya tanpa mengangkat gelas dari meja. Tanpa Titha sadari segelas susu itu sudah habis.

"Kamu tidur di sofa ya." Kata Titha.

Atta hanya mengangguk, kemudian meninggalkan Atta di ruang tamu dan Titha pergi menuju kamarnya untuk tidur.

Keesokan harinya Atta sudah mulai berani jalan-jalan mengikuti Titha dari depan rumah hingga ke dapur. Hingga akhirnya Titha mengijinkan Atta untuk masuk ke dalam kamarnya untuk bermain boneka bersama.

"Maa, buatkan dua gelas susu ya." Teriak Titha.

"Kok dua? Untuk siapa lagi?" Tanya mama Titha.

"Untuk kaka." Jawab Titha.

"Kaka siapa? Mana anaknya."

"Itu kaka." Kata Titha menunjuk ke arah Atta.

Mamanya Titha menengok ke arah yang di tunjuk oleh Titha namun tidak melihat siapa-siapa.

"Bilang saja kalau mau minum susu dua gelas ya kan hahaa.. ya sudah tidak apa-apa nanti habis itu makan ya." Kata mama.

Titha hanya menganggukan kepalanya lalu duduk di depan tv sambil menunggu dua gelas susu yang sedang di buatkan oleh mamanya.

***

Sore itu Titha dan Atta bermain di depan rumah, di sebelah kanan rumah ada pohon belimbing yang cukup besar dan rindang. Tiba-tiba Titha melihat ada sesosok wanita sedang di duduk di dahan pohon itu sambil mengayunkan satu kakinya.

"Kak itu kenapa sedang di atas pohon?" Tanya Titha ketika melihat ada sosok wanita di atas pohon.

"Mau buah belimbing apa? Minta yuk." Ajak Titha.

"Jangan, dia tidak baik ipang. Kamu tidak takut? Lihat tidak ada kaki." Jawab Atta.

"Tidak." Kata Titha dengan polosnya.

Tiba-tiba sosok wanita tersebut berbalik, kakinya menggantung di dahan pohon dan kepalanya berada di bawah.

Sontak Titha langsung histerik berteriak melihat itu, mamanya yang mendengar teriakan Titha langsung berlari ke arah Titha.

"Ada apa?" Tanya mama.

"Takuttt, masa tidak ada kaki bisa manjat pohon ma." Kata Titha sambil berteriak.

"Sudah sudah, jangan bermain di luar sudah hampir malam cepat masuk." Kata mama.

"Iya ma." Jawab Titha sambil masuk ke dalam rumah.

Titha akhirnya masuk ke dalam rumah diikuti oleh Atta di belakangnya, mereka berdua duduk di depan ruang tengah untuk menonton tv.

Di saat sedang asik menonton tv papanya Titha lewat dan berniat untuk makan di ruang makan, di belakang papa ada sosok hitam yang mengikuti dari belakang, sontak Titha reflek memintanya untuk pergi.

"Pergi." Ucap Titha dengan polos ke arah papanya.

"Kenapa papa disuruh pergi?" Tanya Papa terheran.

"Itu pah ada yang di belakang papa." Kata Titha menunjuk sosok hitam yang berada di belakang papanya.