Tidak terasa sudah satu Minggu Kuren dan Bella selalu bersama selalu berdua disekolah meskipun Kuren masih risih dengan sikap Bella yang selalu menempel waktu istirahat dan membuat munculnya gosip disekitar anak -anak seluruh sekolah bahwa primadona berpacaran dengan lelaki pemurung disekolah. Bagaikan Beauty and The Beast.
Seperti biasa Kuren yang selalu berdiam diri di atap sekolah menatap langit tapi kini tidak sendirian Bella selalu menemaninya~
Kuren pun berkata, "Tidak kah kau sadar munculnya gosip diantara kita diseluruh sekolah?"
Bella menjawab dengan nada enteng, "Aku tau itu...lalu apa masalahnya?"
Kuren pun membalas dengan rasa agak kesal, "Bukankah ini sudah menjadi masalah? Tatapan para siswa disekolah seperti ingin membunuhku layaknya sebuah harta besar yang telah kurebut dari mereka..."
Bella menjawab dengan tersenyum kepada Kuren, "Apa kau keberatan dengan itu?"
Kuren pun membalas, "Aku tidak masalah karena pada awalnya aku memang sudah dibenci seluruh anak-anak disekolah ini."
Bella berkata dengan terkekeh, "Selama aku bersamamu aku tidak mempermasalahkan apapun itu hehehe."
Kuren berkata dengan pasrah, "Hufft... Aku tak mengerti dengan jalan pikiranmu itu. Kenapa kau sampai repot-repot untuk berteman denganku? Apa motif utamamu itu?"
Bella pun dengan jujur berkata, "Karena menurutku, kau tidak seburuk yang di bicarakan semua siswa disekolah."
Kuren membalas dengan acuh, "Itu menurutmu kan. Belum tentu anak yang lain berpikir hal yang sama sepertimu. Karena aku yang terlihat menyeramkan ini dengan tindik dan tatto dibadanku yang mereka lihat dari luar sudah membuat mereka takut."
Bella pun dengan enggan berkata, "Yaa... Memang sih awalnya aku takut dengan dirimu. Tapi pada saat aku menabrakmu dikoridor dan kau mengulurkan tangan untukku, aku tau kau itu bukanlah seseorang yang jahat. Namun waktu itu aku menepis tanganmu seolah-olah aku lah yang jahat kepadamu, padahal niatmu baik mau membantuku pada saat itu."
Kuren membalas dengan cuek, "Karena ku lihat kau terluka dan aku tidak bisa membiarkan itu."
Bella pun tersenyum mendengar jawaban dari Kuren.
Kuren berkata dengan risih menyembunyikan wajahnya yang memerah karena tersipu, "Apa yang kau lihat? Apa kau tidak bosan melihat wajahku ini? Itu membuatku risih."
Bella pun terus memandangi wajah Kuren sambil tersenyum lebar untuk membuat Kuren salah tingkah.
Kuren pun dengan tegas berkata, "Sekali lagi kau melihatku dengan tatapan seperti itu,, aku akan memindahkan bola matamu itu."
Bella berkata, "Uuuh.... kau ini tidak ada manis-manisnya ke perempuan."
~Bell sekolah pun berbunyi~
Mereka pun kembali ke kelas masing-masing
Seiringnya waktu Bella dan Kuren semakin dekat.
Jam pelajaran telah usai dan mereka pulang bersama Bella meminta pada saat libur nanti dia ingin di temani ke taman bermain di dekat kota.
Bella bertanya, "Apa kau pernah jalan-jalan ke suatu tempat?"
Kuren pun membalas dengan cuek, "Aku tidak punya waktu untuk berlibur aku sibuk kerja part-time dan mengurus adik-adikku."
Bella mencoba merayu Kuren, "Sesekali coba lah karena kamu membutuhkannya aku akan selalu menemanimu~"
Kuren bertanya dengan heran, "Kenapa kau masih begitu baik kepadaku sampai sebegininya?"
Bella menjawab dengan mengedikkan bahunya, "Sebagai manusia tidak punya alasan untuk berbuat baik, kan?"
Kuren bertanya dengan suara pelan, "Apa aku bisa menjadi seperti dirimu? Aku adalah orang yang selalu sendirian waktu sekolah, semua berawal dari aku masih sekolah dasar. Aku selalu dibully di kelas oleh anak-anak seumuranku sampai aku menduduki kelas SMP aku menindik telingaku dengan peniti begitu banyak lubang tindik ditelinga ku akibat rasa frustasiku."
Bella lalu bertanya balik, "Apa sekarang ada sedikit perubahan dalam hidupmu?"
"Mungkin dengan adanya kau, aku sedikit ada perubahan. Aku tidak sendiri lagi sekarang." Jawab Kuren dengan senyuman tulusnya membuat Bella merasa terpana karena untuk pertama kalinya Bella melihat senyuman tulus Kuren.
Waktu terus berlalu, tiba saatnya ujian kenaikan kelas dimana adanya kelas gabungan dan kebetulan kelas Bella dan kelas Kuren bergabung membuat sebuah kelompok berisikan 4 orang.
Bella sebagai ketua kelompok bermain biola.
Kuren bermain gitar dan 2 orang kawan baru tidak mendapatkan kelompok bernama Robby dan Nopu mereka juga anak yang di jauhi anak-anak siswa dan siswi lain.
Dengan begitu mereka sudah lengkap.
Bella yang bermain biola melantunkan melody biola yang sangat elegan dan membuat semua mata anak- anak kelas gabungan itu melihatnya. Semua mata tertuju ke Bella. Untuk Bella itu adalah hal yang biasa, ketika Kuren menjentikan lantunan gitar dengan skill yang sangat luar biasa dengan menarik nafas Kuren mulai bernyanyi lebih membuat murid sekolah ter cengang tidak disangka Kuren anak laki-laki yang diasingkan di sekolah yang di hindari ketika bernyanyi membuat murid-murid gempar dengan nyanyian nya.
Akhirnya para wanita mulai mendekati Kuren membuat Bella merasa cemburu berat.
Bella dengan kesal mendorong wanita-wanita yang mendekati Kuren, "Hey jangan dekat-dekat dia bodyguard ku!! Jika kalian berani mendekatinya akan ku patahkan tulang kalian!!"
Para siswi pun menjauh dari Kuren dan Bella tersenyum lebar dengan wajah memerah.
Dan sudah waktunya pulang sekolah~
Ketika mereka berjalan berduaan Kuren membahas soal perempuan-perempuan yang mendekatinya.
Kuren berkata dengan basa-basi, "Hey...Bella apa kau tidak keterlaluan marah seperti tadi?"
Bella menjawab dengan acuh, "Memangnya kenapa? Mereka itu lintah darat"
Kuren berkata dengan tertawa, "Setidaknya aku tidak pernah merasakan didekati perempuan sebanyak itu hahaha"
Bella dengan kesal berkata pada Kuren, "Sepertinya kau belum pernah merasakan One Punch Love dari ku yah!?"
Kuren dengan tersentak, berkata dengan nada terbata-bata, "Haha.. Aku hanya bercanda karena menurutku kau aneh padahal kau bukan pacarku tapi kau cemburu buta layaknya gorila haha...."
Bella dengan kesal berteriak, "Apa kau bilang?!! Kau sebut aku gorila?! ONE PUCH LOVE!! RASAKAN INI LAKI-LAKI BODOH!!"
Kuren yang tidak bersiap diri, hanya bisa berteriak sebelum bogem mentah dari Bella mendarat di pipinya, "Aaaaaarggggh tolong~!"
Kuren pun pingsan tak sadarkan diri selama 1 jam, Bella menyeretnya sampai rumahnya karena tidak kuat menggendongnya.
Bella mengetuk pintu rumah Kuren.
tok tok tok~
Adik Kuren yang membukakan pintu terkejut melihat Bella yang berada di balik pintu, "Eh kak Bella. Mana Kaka Renren?"
Bella dengan panik menjawab, "Aaaa itu dibawah hehehe..."
Adik Kuren yang terkejut melihat Kuren tergeletak tak berdaya di sebelah Bella, hanya bisa merasa terpana, "Woaaaah!! Kaka Renren kenapa?"
Bella dengan panik menjawab, "Sepertinya dia jatuh dari tangga. Bantu ka Bella angkat Kaka Renren yah dik...."
Akhirnya Kuren sadar..~
Kuren dengan memegang kepalanya, bertanya dengan linglung, "Argh.. Dimana aku?"
Bella menjawab dengan tersenyum, "Ini dirumahmu kok."
Kuren dengan heran bertanya, "Apa yang kau lakukan di rumahku? Sepertinya aku tidak ingat kenapa aku pingsan."
Bella menjawab dengan panik, "Aaaah..... Itu.... Kau jatuh dari tangga..."
Kuren berpikir dengan keras, "Jadi begitu..... Tunggu dulu... Seingatku aku tidak jatuh di tangga, ah aku ingat.... Kurang ajar kau beraninya memukulku....! Bella...!"
Adik Kuren dengan heran bertanya pada dirinya sendiri, "Sepertinya diatas ribut sekali. Hufft, mungkin mereka bermain kuda-kudaan."
Bella pun pulang karena tidak tega waktu sudah malam Kuren mengantarkannya sampai ke rumah Bella.
Hari minggu libur sekolah, Kuren kerja part time seperti biasa.
Dan seperti biasa juga Bella selalu mengganggunya dengan membuat Kuren salah tingkah.
Bella memesan makanan dengan nada keras, "Ooooooooiiiii.... Kaka Renren, aku mau pesen dong burger extra deluxe dengan cola!!"
Kuren dengan bergerutu berkata dalam hati, 'Aaaarrrgh menyebalkan!! Membuat malu saja. Lagi pula panggilan apa itu? Dia meniru adikku?'
Bella berteriak sekali lagi, "Oiiii..... Kaka Renren, kau dengar aku tidak?"
Kuren menjawab dengan acuh, "Yayaya aku dengar. Berhenti memanggilku dengan sebutan itu!"
Bella menunggu sampai Biby selesai berkerja partime. Ketika menunggu, seorang laki-laki menghampirinya.
Orang asing itu bertanya pada Bella, "Hai adik manis. Kau begitu cantik. Boleh kah aku berkenalan denganmu?"
Bella dengan menahan rasa kesalnya menjawab, "Hufft, pergi sana aku tidak tertarik!"
Orang asing itu tidak menyerah untuk merayu Bella, "Wah lihat ini. Udah cantik, sombong pula. Aku suka yang seperti ini! Boleh ku pegang sedikit tanganmu?"
Kuren yang tiba, langsung memegang tangan orang itu, "Tuan hentikan perilaku menjijikan anda ini dan silahkan keluar dari tempat ini."
Orang asing itu berkata dengan nada tinggi pada Kuren, "Hah! Memangnya kau siapa? Kau hanya pelayan disini! Kalau aku tidak mau kenapa?!"
Kuren menjawab dengan santai, "Kalau anda tidak mau, aku akan hancurkan tanganmu ini sampai kau tidak bisa memegangnya untuk buang air kecil!!"
Orang asing itu akhirnya merasa ketakutan karena kata-kata Kuren, "Hiiiiiiiiiii!!"
Laki- laki itu pun kabur dan Kuren menarik tangan Bella dan berkata untuk segera pulang karena Bella selalu tidak aman berada di luar.
Bella merasa bahagia karena Kuren selalu melindungi nya. Bella semakin mencintai Kuren meskipun mereka tidak ada ikatan pacaran. Bella ingin sekali menyatakan perasaannya suatu saat nanti~~
Bersambung~