Madesh langsung mengalihkan pemikirannya karena ia pikir ini bukanlah waktu yang tepat untuk memikirkan hal-hal yang belum tentu akan terjadi terlebih itu adalah hal yang buruk.
"Ayo, kita lanjutkan perjalanannya! Aku ingin mempertemukan dirimu dengan seseorang!" ajak Madesh.
Yup, Madesh ingin memperkenalkan Azura kepada Herosh sekalian Madesh meminta maaf pada Herosh karena ia pikir ia telah berbicara dengan sedikit kasar terhadap Herosh.
"Apakah kamu bercanda? Bagaimana mungkin kamu akan mengenalkan aku pada seorang dewa atau dewi? Bagaimana kalau mereka malah bertindak kasar?" Azura langsung menghentikan langkahnya.
Azura sangat takut bertemu dengan dewa ataupun dewi lain karena cerita Madesh. Dan tentunya Azura lebih takut lagi kalau ternyata ia tidak sengaja bertemu dengan raja neraka ataupun raja surga.
Madesh dapat merasakan ketakutan Azura namun Madesh berusaha untuk menjelaskannya kepada Azura mengenai bagaimana sikap Herosh ini.
"Kau tidak perlu khawatir karena dia adalah sahabat baikku bahkan dia tahu jika kau aku bawa ke sini. Saat kau masuk ke dalam tadi dia sempat mengunjungi rumah kita," ujar Madesh memberitahu.
"Heh, rumah kita apanya? Rumahmu yang ada!" cibir Azura.
Azura tidak tahu jika ada dewa yang sudah mengetahui keberadaan dirinya di kediaman Madesh. Azura harap jika pa yang dikatakan oleh Madesh benar karena ia belum siap mati sekarang sebelum bertemu dengan orang tuanya terlebih dahulu.
"Sudahlah tidak perlu khawatir! Dia tidak akan mengadu pada Raja neraka dan Raja surga. Ayo kita lanjutkan perjalanan sebentar lagi sampai!" ajak Madesh lagi.
Akhirnya mereka melanjutkan perjalanannya dan Azura terpaksa mempercayai perkataan Madesh meskipun sebenarnya Azura tidak yakin.
Madesh tahu jika Azura takut jadi Madesh mencoba untuk meminta Azura mengamati lingkungan di sekitar mereka yang begitu indah dan cara itu memang berhasil.
Azura mulai memperhatikan lingkungan sekitar di mana seperti berada di musim salju karena apa saja serba putih bahkan tempat mereka berpijak lain dan sungguh berbeda dengan neraka yang serba hitam dan merah.
"Wow! Aku suka tempat ini! Bahkan lebih baik dari rumahmu!" celetuk Azura yang kelepasan.
Azura langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya setelah sadar jika ia berucap hal yang bisa menyakiti perasaan Madesh. Azura sampai kelepasan karena saking senangnya.
Madesh pun sebenarnya tidak masalah dengan ucapan Azura. Malah Madesh ingin merubah rumahnya menjadi seperti apa yang Azura mau asalkan Azura betah.
Azura yang merasa bersalah pun meminta maaf dan berusaha memberikan penjelasan kepada Madesh.
"Aku, sungguh tidak bermaksud begitu! Aku hanya... hanya..." Azura berbicara dengan terbata-bata.
Azura bingung bagaimana harus mengatakan permintaan maafnya. Ia benar-benar tidak bermaksud untuk menyakiti ataupun membandingkan rumah Madesh.
Madesh pun hanya tersenyum lalu berkata, "Ayo, lanjutkan perjalanan! Rumahnya sudah terlihat!" Lalu Madesh melanjutkan langkah kakinya diikuti dengan Azura di belakangnya.
Berbeda dengan saat dari neraka tadi yang jalan dengan berdekatan bahkan sampai menjerembabkan wajahnya ke jubah Madesh kini Azura malah menjaga jarak dari Madesh.
Azura masih merasa tidak enak dengan apa yang ia katakana walaupun Madesh tampak baik-baik saja. Rasanya agak canggung.
'Aduh, bagaimana ini? Kenapa situasinya jadi seperti ini? Aku benar-benar merasa tidak enak,' batin Azura yang merasa bersalah.
Madesh tahu jika Azura masih saja menyalahkan dirinya namun Madesh hanya diam saja karena Madesh tidak mau mereka membuang-buang waktu untuk hal yang tidak terlalu penting.
Dan jika saat tiba di kediaman Herosh nanti Azura masih saja merasa bersalah dan tidak enak maka barulah Madesh memberikan penjelasan.
'Sungguh gadis konyol yang menggemaskan!' batin Madesh yang gemas pada Azura.
Akhirnya mereka berdua tiba di depan kediaman Herosh, kediaman yang serba putih dan terdapat hiasan berbentuk hati berwarna merah di mana-mana.
Setibanya di sana, Madesh langsung berhadapan dengan Azura lalu menatap kedua mata Azura. Namun Azura malah memalingkan wajahnya dan enggan menatap Madesh.
'Dia ini kenapa tiba-tiba bertingkah seperti ini? Apa dia ingin memarahiku karena apa yang aku katakana tadi?' batin Azura berprasangka buruk.
"Hei, jangan terus berpikiran yang tidak-tidak! Aku tidak akan memarahimu. Aku ingin memberitahumu jika aku justru akan membuat rumahku menjadi seperti apa yang kau mau agar kau betah di sana. Jadi jangan hanya berdiam diri dan menjauhi aku! Aku tidak suka!" ujar Madesh yang akhirnya memberikan penjelasan.
Rupanya Madesh memang tidak marah pada Azura dan justru ingin memberikan yang terbaik untuk Azur. Lagi-lagi Azura telah salah sangka terhadap Madesh.
"Maafkan aku, aku berjanji tidak akan mengulanginya," jawab Azura yang masih sedikit merasa bersalah.
"Jangan terus minta maaf! Kita harus bergegas sebelum rapatnya selesai! Biar aku mengetuk pintunya," ucap Madesh lalu mengetuk pintu rumah Herosh.
Azura mengagguk dan menunggu tuan rumah membukakan pintu sambil mengamati keadaan sekitar. Azura mencoba untuk menebak berada di kediaman dewa siapakah ia.
"Madesh, apakah ini adalah kediaman dewa cinta?" tanya Azura.
"Bagaimana kau bisa tahu?" tanya Madesh balik karena terkejut sebab Azura bisa tahu sebelum diberitahu olehnya.
"Tentu saja itu hal yang mudah! Keadaan di luar rumahnya begitu jelas! Hiasan hati dan patung dewa bersayap membawa panah asmara, tentu saja mustahil jika ini kediaman dewa perang," jawab Azura memberikan alasan yang logis.
Lagi-lagi Azura memberikan kejutan untuk Madesh. Madesh tidak menyangka jika pengamatan Azura begitu detail.
"Yah, kau benar! Ah, pintunya terbuka!" seru Madesh.
Akhirnya Herosh telah membukakan pintunya namun ia amat terkejut melihat Madesh yang datang bersama dengan Azura secara terang-terangan.
"Hai, Herosh! Ada yang ingin aku perkenalkan padamu," sapa Madesh dengan begitu ramah.
Azura pun memberikan senyuman dan anggukan kepala sebagai tanda penghormatan. Namun Herosh malah langsung menarik tangan Madesh dan Madesh menarik tangan Azura sehingga mereka berdua masuk ke dalam rumah Herosh.
Herosh langsung menutup pintu rumahnya dengan cepat. Kemudian Herosh mencengkeram kerah jubah Madesh dan menyudutkan tubuh Madesh ke belakang pintu.
"Apa yang telah kau lakukan?! Apa kau sudah gila?!" cerca Herosh yang begitu panic.
Azura terkejut melihat adegan yang ada di hadapannya sampai menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Rupanya kedatangannya ke kediaman Herosh disambut dengan perkelahian.
Madesh pun melepaskan cengkeraman Herosh dengan santai. Kemudian Madesh berbicara pada Herosh dengan santai juga.
"Kau ini kenapa begitu panik? Apakah terjadi masalah pada dirimu?" tanya Madesh dengan santainya.
Herosh tidak mengerti dengan respon Madesh. Herosh merasa Madesh sudah kehilangan akal dan jati dirinya.
"Madesh sadarlah! Apakah kau tidak takut jika para raja memergoki kalian berdua?! Bagaimana kau bisa begitu tenang membawanya ke sini dan tanpa melakukan penyamaran?!" cerocos Herosh mengomeli Madesh.
TBC…