"ternyata rasanya begitu memabukkan. Wajar saja sampai kamu tertidur kutipannya dan tidak mengetahui gadis itu pergi dari kamarmu diam-diam. Bahkan sampai meninggalkan pesan yang isinya begitu menggelikan."
Ryder kembali melanjutkan perkataannya. Dia tidak mempedulikan bagaimana wajah Avnan yang saat ini tengah menatapnya dengan geram.
"Kau ...."
"Apa? Kenapa Kamu terlihat marah seperti itu?"
"Avnan, kamu harus mengetahui satu hal, gadis itu bukan milik siapapun. Dia bebas melakukan apapun yang dia mau bersama siapa saja. Lagipula, kamu sudah mendapatkan keperawanannya. Apalagi yang kamu inginkan?"
"Biasanya juga, kamu selalu membuang gadis perawan yang baru saja kamu pakai begitu saja. Karena itu, tidak akan ada masalah sama sekali jika aku juga mencoba mencicipinya."