Chapter 29 - Bucin

"NOVAL!"

Megan berteriak sangat keras di hadapan wajah Noval dan ternyata Noval langsung menciut pura-pura ketakutan.

"Enggak, sayang. Tadi aku bercanda aja kok, kita ke kantin sekarang. Kamu makan apapun bakal aku beliin." Noval langsung menggandeng tangan Megan membawanya segera ke kantin sebelum tambah mengamuk.

Sedangkan Mecca dan Fathur terpaku dengan pemandangan yang abru saja mereka lihat beberapa menit barusan. Di mana sikap Noval yang dingin dan acuh, mendadak berubah menjadi lelaki yang hangat dan bucin.

"Itu tadi yang kita liat barusan adalah Noval?" tanya Mecca menatap Fathur yang ternyata sudah lama menatapnya menahan tertawa.

Sontak keduanya langsung tertawa dan menyusul ke kantin. Setibanya di kantin, Mecca di suruh duduk di sebelah Megan yang sudah makan duluan dengan lahap, dengan Noval yang hanya memandangi saja aktivitas makan Megan tanpa mau menyentuh makanannya.

Sedangkan Fathur pergi memesankan makanan. Suasana kantin sedang sangat ramai karena waktu istirahat, sampai terdengar suara pengumuman dari ruang tata usaha.

'Pengumuman kepada siswa-siswi SMA Damarta. Untuk peserta olimpiade matematika tingkat nasional, atas nama Mecca Agustinar kelas 11 IPA-1 dan Reval Ravindra kelas 12 IPA-1, harap setelah bel masuk berbunyi segera ke aula,'

"Wah! Tiap tahunnya nama lo selalu di panggil, makin dikenal banget sahabat gue ini," ucap Megan sambil mengunyah ayam goreng ditangannya.

"Dan gak pernah ketinggalan juga nama Reval. Kalian kaka beradik yang memang couple banget," sambung Noval.

"Apaan sih! Gue sama Reval sebenarnya udah berencana nggak mau ikut, tapi karena katanya nilai pelajaran matematika kami malah lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Jadi, harus tetap ikut mewakili," sahut Mecca memutar bola matanya malas.

"Gue sih kalau jadi elo ya Ca, udah bangga banget pasti orang tua lo. Gue aja sebagai sahabat lo bangga banget, bisa dong ikut terkenal karena temenan sama lo." Ekspresi wajah Megan benar-benar sedikitpun tidak ada rasa malu, sampai membuat Noval geleng-geleng dengan kelakuan Megan.

"Bagaimana, Val? Yakin sanggup sama Megan barbar ini?" tanya Mecca sedikit ingin mengerjai Megan.

"Gimana, ya? Sebenarnya kek malu juga, tapi ...." Noval dengan sengaja menggantungkan ucapannya agar Megan terpancing emosinya.

"Tapi apaan? Bilang aja nyeselkan jadian sama gue?!"

Dugaan Mecca dan Noval tidak pernah salah. Reaksi Megan langsung terpancing emosinya, karena memang Megan adalah orang yang mudah di pancing agar marah.

Bahkan Megan sudah bersiap ingin bergegas pergi, tetapi dengan cepat Noval mencekal tangannya, menahannya pergi.

"Ya ampun, sayang. Baperan amat, sih. Coba dengerin dulu ucapan aku selanjutnya biar nggak salah paham," ucap Noval berusaha menahan untuk tidak tertawa.

"Coba Mecca lanjutin ucapan gue tadi,"

Mecca berdehem sebentar, menahan mati-matian dirinya untuk tidak tertawa. "Maksudnya Noval itu, tapi terlalu sayang untuk nggak di milikin. Cinta Noval tulus, Megan sama lo. Jadi, jangan emosian terus karena Noval suka ngeliat lo lagi marah katanya."

"Kok suka ngeliat gue marah?" tanya Megan menatap Noval meminta penjelasan.

"Karena kalo lo marah, malah makin cantik dan gemesin baby," jawab Noval tak lupa mencubit hidung Megan.

Melihat apa yang dilakukan Noval, rasanya Mecca ingin muntah. Karena di mata Mecca, Noval yang dulunya sangat dingin, seperti tak cocok berubah menjadi bucinnya Megan.

Dan beruntungnya Fathur datang dengan membawa dua piring nasi goreng dan duga gelas jus jeruk.

"Huh! Untuk lo udah datang, Far. Mau muntah di sini gue sendirian ngeliatin tuh dua orang," keluh Mecca langsung menyantap makanannya.

"Tadi antriannya lumayan banyak, Ca," sahut Fathur belum menyuap nasi goreng miliknya, tetapi malah memperhatikan aktivitas Mecca makan yang terlihat sangat lahap.

"Lo lagi laper, ya, Ca?" tanya Fathur membuat Mecca berhenti makan.

Dengan senyum tertahan yang terlihat lucu di mata Fathur, Mecca pun menjawab. "Keliatan banget, ya?"

"Keliatan banget, Ca. Mau nambah lagi?"

"Nggak deh. Gue sebenarnya nggak kelaparan kok, cuma mau ke aula aja segera karena di panggil," jawab Mecca.

Tetapi Megan dengan cepat menerobos berucap. "Halah! Malu-malu kucing aja lo, Ca. Bilangnya aja laper."

"Diam aja deh lo, urus aja sana hubungan lo sama Noval tuh!" sahut Mecca.

Fathur hanya bisa tertawa melihat tingkah Mecca yang saat kesal akan menggembungkan pipinya dan keningnya yang menyatu membentuk huruf m, terlihat sangat menggemaskan.

"Kalo mau nambah bilang aja, semua makanan di kantin ini pun bakal gue kasih kalo lo mau," ucap Fathur.

Mecca langsung dibuat salah tingkah, sedangkan Megan mendengar perihal gratisan ia langsung menyahut cepat.

"Beneran, Far? Ya, udah, Ca. Suruh sekarang Fathur borong semua makanan di kantin ini, lo harus lakuin!" ucap Megan tanpa malu.

"Apaan, sih! Gue nggak mau, nanti malah disangka cewek matre," sahut Mecca melanjutkan makannya.

"Siapa yang bilang, Ca? Ingat! Pacar lo ini itu tuan muda," ucap Fathur dengan pedenya.

Mecca memutar bola matanya malas. Ia sedikit kesal, Fathur malah membeberkan perihal dirinya. Padahal Mecca tak ingin siapapun tahu, kecuali dirinya karena yakin kekayaannya akan di manfaatkan oleh orang lain atau bahkan dirinya yang di tuduh cewek matre.

"Iya, tau. Jadi, gue minta lo jangan omongin soal diri lo sebenarnya, karena gue nggak mau, lo nanti malah di manfaatin sama orang lain," ucap Mecca dengan nada kesal.

Fathur belum menjawab, reaksinya malah senyum-senyum saja dan hal itu benar-benar membuat Mecca semakin kesal.

"Kenapa, sih?!" tanya Mecca dengan nada kesal.

"Nggak. Seneng aja, elo perhatian banget dan mikirin gue biar nggak dimanfaatin sama orang lain," jawab Fathur.

"Selalunya gue khawatir sama lo, entah lonya. Pasti nggak khawatir," lanjut Mecca.

Mecca menghela napas kasar sebentar, lalu tiba-tiba Fathur menggenggam tangannya.

"Ini gue ngomong serius, bukan mau gombal aja." Terdengar satu tarikan napas yang dilakukan Fathur.

Sebenarnya momennya sangat tidak tepat karena sedang berada di kantin. Tetapi entah kenapa Fathur malah ingin mengungkapkannya sekarang.

"Gue selalu khawatir sama lo, Ca. Tiap detik, menit dan perjam. Sedikitpun isi kepala gue hanya berisikan elo, Ca. Karena apa? Karena gue udah kasih semuanya sama lo, bukannya hati gue, tetapi apapun bakal gue kasih demi lo."

Mecca langsung dibuat bungkam, bahkan matanya pun tidak bisa berkedip, saking terkejutnya mendengar pengakuan Fathur.

"Buset! Susah nih kalo udah bucinnya tingkat akut, hidup dan mati keknya bakal Fathur kasih juga Ca buat lo," ucap Megan menganggap ucapan Fathur bercanda.

Tetapi tidak ada yang mengubris ucapan Megan yang timingnya salah menganggap bercanda saja. Noval yang sudah peka dengan suasana serius ini, langsung membawa Megan pergi. Walaupun gadis itu meronta-ronta karena makanannya belum habis.

"Kenapa diam aja, Ca? Beri respon lo dong biar kita nggak canggung gitu." Fathur kembali berucap agar tidak canggung.

"Gue ...." Ucapan Mecca terpotong, saat ada suara lain yang berucap.

"Maaf ganggu, tetapi gue ke sini menjemput Mecca untuk membawanya ke aula,"

Siapakah yang datang untuk membawa Mecca ke aula?