setelah beberapa menit berdiam di mobil Ara menggigiti jarinya. regan tau gadis itu ingin sendiri. ia membiarkanya saja lebih baik seperti itu daripada Ara diam seperti patung tanpa ekspresi. regan tau benar apa yang membuatnya seperti itu dan regan memahaminya. tiga tahun berlalu namun semuanya tidak berubah.
"keluarkan saja.." regan berkata lirih.
perlahan benteng itu roboh. Ara luruh. ia mendekap wajahnya. " aku rindu.." Ara berdesis namun regan masih bisa mendengarnya. jelas dan terlalu jelas sehingga lagi lagi hatinya merasakan luka yang sama.
"Tuan regan siap memberikan pelukan.." regan masih berusaha berseloroh disela-sela dukanya.
Ara berdecak. sekian detik airmata itu sudah menyusup berganti menjadi tatapan datar lagi. lagi Ara berubah menjadi patung tanpa ekspresi. regan menyesali tindakanya tadi.