Bunda dan Jamal kaget melihat emosi Herman. Keduanya menjauh dari Herman yang wajahnya memerah.
"Bunda. Bukan Yanti yang salah, Aku yang datang ke rumahnya. Aku mesti Bunda maki. Bukan dia,"ucap Herman lirih.
Dia terduduk diam di tempatnya berdiri tadi.
"Her. Kamu nggak apa-apa Nak?"tanya Bunda khawatir.
"Aku nggak apa Bunda. Tapi hati Aku sakit mendengarBunda menghina gadis yang Aku cintai. Pedih Bunda, kasian anak orang yang tidak bersalah,"sahut Herman.
Bunda terdiam untuk beberapa saat. Dia menyadari jika kata-katanya terlalu kasar untuk Yanti.
"Bunda minta Maaf. Masuklah, Kau belum sembuh benar."titah Bunda.
Herman masuk ke dalam kamarnya dengan langkah gontai. Sementara jamal membantu Bunda membersihkan lecahan kaca vas bunga tadi.
"Bunda. Tolong jangan katakan yang tidak'tidak buat Yanti. Dia gadis baik, mereka semua orang baik Bunda. Aku langsung di maafkan. Padahal penjara menantiku Bunda,"kata Jamal.