Di Bandara Soeta Briyan sudah memesan taksi untuk membawa ke apartemennya yang dulu pernah dia tempati selama masih menjalani hubungan kerjasama dengan Perusahaan Fashion milik Sea. Kali ini terpaksanya dia harus mengoperasi wajahnya agar tidak ada yang mengenalinya siapa dia yang sesungguhnya.
"Apartemen Sultan ya, Pak," ucapnya pada sopir taksi itu. yang diberi anggukan oleh laki-laki tua itu. Tak membutuhkan waktu lama Briyan sudah sampai di apartemennya. Ponsel genggamnya berdering sarkas dari tadi lebih dari sepuluh kali panggilan namun sengaja tidak dia terima. Karena dia tahu itu panggilan dari Eudrie yang sengaja dia tinggalkan tanpa pamit. Hanya pesan suara yang dia kirim buat wanita uang sekarang tampak lemah di hadapannya itu.