"Banin," desis Sea sambil meremas dada bidang suaminya.
"Iya, Sayang. Ini aku. Aku sudah datang. Nyata dan bukan mimpi." Mendengar ucapan Banin gang swpwrtinya bersungguh-sungguh nyata itu, Sea tersipu.
Sea akhirnya melumat bibir suaminya. Tangannyanya merema benda panjang milik Banin.
"Akh, Dayang. Enak sekali," desah Banin sambil menyesap bibir kental Sea. Melanjutkan ke leher jenjang istrinya lalu berkabih di puting yang merah metejah tegang itu. Seamenggelinjang sempurna. Memajukan kedua dadanya yang sangat besar.
Akhirnya wajah dan bibir itu tenggelam di belahan dada Sea. Menghusapnta dan menyedoot lalu menggugit-gigit nikmat.
"Akh, Banin.Fi situ, Sayang. Enak. Jangan ke mana-mana di situ saja," rancau Sea ke mana-mana ketika lidah Banin dengan ligainya menjilati seluruh dua gunung jembar yang sangat besar itu.
Tak terasa cairan kental itu sudah menetes banyak sekali ke kasur.