Peristiwa itu seperti mimpi. Sea seolah tak percaya kalau bayinya sudah ada di depan matanya. Dia memeluk bayinya dengan sepenuh hati air matanya bercucuran. Tak mengerti apa yang sedang terjadi tapi itu sudah tidak dia pedulikan dan dia hiraukan yang pasti bayinya sudah kembali di hadapannya sekarang. Banin pun seolah sudah melupakan apa yang terjadi beberapa menit yang lalu. pertengkaran dan perdebatan itu dia lupakan. Yang tak pasti sekarang anaknya sudah ada di depan matanya.
"Sayang. Ini sudah menjadi mukzizat dari Tuhan. Anak kita kembali." Saya hanya tersenyum berurai air mata ketika suaminya bicara seperti itu.
"Kita bawa pulang di dkilan Sayang. Aku tidak mau di sini lagi aku udah sembuh. Cepat pulang dan kita rawat Dedek Khailand lagi. Kita jaga sebaik mungkin." Sea seperti tidak sabar kemudian dia menarik tangan suaminya untuk menuju ke mobilnya.