"Aku sudah berapa lama tidak sadarkan diri?" Suara itu terdengar sangat lemah. Banin hanya tersenyum lalu menggenggam jemari wanita yang sangat dia sayangi itu dengan lemah. Mengecupnya berkali-kali hingga kecupan itu beralih ke kening dan ke pipi. Belum puas sampai di situ Banin masih meneruskan aksi nakalnya mengendus dada gadis itu dengn deru nps yang sudah berbeda.
Gerakan panas Banin berehnti manakala dari arah pintu terlihat Arlan dengan wajah garanganya melangkah maju ke depan. Sempat sekilas memergoki perbuatan Banin yang nggak bermoral menurutnya itu membuat dadanya sangat sesak dan ingin rasanya meledak.
Wajah Arlan benar-benar merah padam seperti terbakar. Dia langsung menarik tangan Banin dan mencengkram tubuh pria tampan itu. Sea sesaat terekjut dan bingung apa yang akan terjadi. Namun Banin dengan santainya menurunkan tangan Arlan yang begitu kuat mencengkram leher dan lenganny itu.