Wajah itu menunduk bahkan sudah siap ditampar oleh gadis polos yang ada di hadapannya. Memandangnya dengan tatapan dingin dan tajam.
Tak ada bibir yang terbuka dari gadis itu hanya tatapan liar itu membuat sang gadis enggan duduk walau hanya satu detik.
Dokter Alex menunduk semakin dalam dan tajam ketika mata bening itu seakan menelanjangi dirinya.
"Maafkan aku. Aku khilaf." Suara itu parau namun tetap keluar dari mulut Alex.
"Kenapa kamu lakukan kni sama aku? Di mana letak salahku padamu?"Pertamuaan itu hanya dijawab dengan hembusan napas panjang
Memberanikan diri memandang wajah dingin itu hingga kembali menunduk lagi.
"Aku mencintaimu. Sangat dan penuh keinginan. Aku rak pernah rela kamu menjadi milik orang lain apalagi Banin." Seketika wajah Zea berubah warna merah padam mendengar kata-kata itu
"Kita sudah bersahabat lama Dokter Alex. Tapi kenapa Anda merusaknya?"