Beberapa tahun berlalu, Helmun sang anak cahaya mulai tumbuh dewasa.
Keberanian serta kepandaiannya mengayunkan pedang menjadi salah satu bekal paling berharga, untuk perjalanannya.
Suatu hari di ruang keluarga kerajaan, Helmun, beserta Ayah dan Ibundanya tengah membicarakan masa depan kerajaan.
"Nak kau kini sudah tumbuh dewasa, gagah dan pemberani layaknya kesatria, adakah kau ingin meneruskan tahta kerajaan ayahmu!?? "
kata Ibunda.
"Ibu Saya sangat mengerti bagaimana perasaan ibu, dan begitu juga Saya Helmun August sangat paham dengan apa yang mau Ayah sampaikan, tapi!?? "
balas Helmun.
"Tapi kenapa anakku Helmun, bicaralah.. Ayah tidak akan memaksa! "
saut Ayahanda.
"Maaf Ibunda, Ayahanda Helmun mungkin punya satu keinginan sebelum benar-benar menjadi pewaris tunggal tahta kerajaan, berkenankah kiranya!?? "
kata Helmun.
"Iya apa itu, katakan.. Bicarakan lah apa yang mungkin ingin kau sampaikan nak. "
balas Ibunda.
"Ayah, Ibu.. Sebelumnya Helmun minta maaf, untuk sekarang ini! "
kata Helmun.
"Nak, minta maaf untuk apa.. Memangnya apa yang Helmun perbuat nak, apapun jika itu bukan hal baik Ibu dan Ayahmu tidak akan sampai hati, memintamu harus, kau punya jalanmu sendiri nak kami paham. Dan sampai kapanpun juga Ibu dan Ayah tidak sama sekali berhak untuk mengatur segala kebebasanmu! "
balas Ibunda.
"Sebelumnya Terimakasih Ibunda, Helmun ucapkan dan untukmu Ayah, Ku mohon dengarkan anakmu ini baik-baik!! "
kata Helmun.
"Katakanlah, apa yang ingin kau sampaikan anakku!! "
balas Ayahanda.
Tiba-tiba di tengah tengah obrolan mereka terdengar suara gaduh yang begitu sangat keras.
"Yang mulia, ttoooloonngg yang mulia, toloonngg yang mulia!!! "
Terdengar teriakan beberapa prajurit tentara kerajaan yang memanggil manggil!!
"Helmun, bicaranya kita tunda nanti!! "
kata Ayahanda.
"Ayah, ku mohon ijinkan aku ikut denganmu ku mohon ayaahhh!! "
balas Helmun tegas.
"Suamiku, aku rasa sudah waktunya untuk kau mengajarkan beberapa kenyataan untuk membuat putra kita mengerti dan paham dengan kenyataan!! "
saut Ibunda.
"Istriku mungkin ini bukan saat yang tepat!?? "
kata Ayahanda.
"Ku mohon ayah, ijinkanlah!!? "
saut Helmun.
"Suamimu percayalah apa yang di yakini anak itu, adalah tekad!! "
kata Ibunda.
"Eemm hhmm, baiklah Helmun kau bole ikut, tetapi jangan bertindak sendiri, sebelum ayah memerintahkanmu.. Paham!?? "
tandas Ayahanda.
"Baiklah ayah, ibundah terimakasih atas kepercayaan Ibunda sekali lagi, Helmun pamit Ibunda!! "
balas Helmun.
"Hati-hati anakku, yakinlah dan buat kemauan itu menjadi niat yang dapat membulatkan tekadmu anakku, semoga kau selalu di lindunginya!! "
kata Ibunda.
"Terimakasih Ibunda!! "
balas Helmun.
Usai bercakap-cakap mereka berdua, Akhirnya pun pergi meninggalkan ruangan, untuk mencari tahu apa sebenarnya yang sedang terjadi?
"Maaf Yang mulia, pangeran..!! "
kata Tentara militer kerajaan.
"Ada apa sebenarnya, bicaralah!??"
balas Ayahanda.
"Desa di bagian ujung kerajaan kabarnya telah di Serang, dan kami mohon Yang mulia mau menurunkan perintah untuk turun tangan mencegah kekacauan, agar tidak adanya lagi korban yang bertambah, demikian yang mulia, pangeran yang bisa saya sampaikan!! "
kata Tentara militer kerajaan.
"Baiklah, Aku perintahkan kerahkan pasukan darat, dan beberapa pasukan sihir pengendali naga, untuk pergi ke lokasi terjadinya sebuah kekacauan itu, SEKARAANNGG!! "
seru Yang mulia Raja.
"Laksanakan yang mulia!! "
balas Tentara militer kerajaan.
"Kau Helmun August, aku perintahkan kau untuk memimpin semua pasukan! "
kata Ayahanda.
"Baik, yang mulia laksanakan...!! "
balas Helmun.
"Helmun berhati-hati lah nakk! "
kata Ayahanda.
"Pasti ayah, aku pergi dulu ayah!! "
Dan sampailah pada misi pertama Helmun August untuk menguji dan melatih mental keberaniannya.
Rombongan tentara berkuda pun telah berlarian meninggalkan pintu gerbang kerajaan.
Dengan gagah, dan berjiwa kesatria Helmun memimpin 23 prajurit berpengalaman, 23 lainnya dia biarkan menetap di depan gerbang dan 4 prajurit sihir pengendali naga terbang, 10 lainnya di tinggalkan mengitari seluruh area kerajaan guna berpatroli.
Sungguh strategi yang matang, dan sangat memikirkan resiko serta kewaspadaan yang amat hati-hati dengan di percaya memimpin 60 tentara dia sudah mampu mengatur untuk segala hal kemungkinan terburuknya.
"Yang mulia, Anda ternyata sangat pandai mengatur barisan strategi ya? "
kata Tentara kerajaan.
"Tidaklah semua, itu aku hanya ingin meminimalisir kerbon yang berjatuhan saja, dan itu tidak lebih! "
balas Helmun.
"Iya Anda sangat cermat Yang mulia! "
kata Tentara kerajaan.
"Baiklah kira-kira berapa lama lagi, kita bisa sampai ke lokasi, Hoii.. tanyakanlah kepada kesatria sihir pengendali naga, bagaimana situasi dan apa yang mereka lihat!??"
tandas Helmun.
"Baik Yang mulia.. Laksanakan!! "
balas Tentara kerajaan.
"Laksanakan!! "
tegas Helmun.
"Lapor yang mulia, beberapa mereka melihat kepulan asap yang membumbung tinggi!! "
kata Tentara kerajaan.
"Baiklah, kita bergegas sekarang HHIIYYAAA!!! "
tandas Helmun memacu kudanya.
"HHIIYYAA HIIYYAAAAA HIYYAAAAA!!! ""
Beberapa saat berlalu, apa yang mereka dapati sungguh sangat mengerikan, dan tidak seorangpun yang berani untuk melakukan serangan balasan kepada monster monster menakutkan yang telah memangsa para penduduk desa perbatasan.
"Yang mulia, apa kita benar-benar akan melakukannya!?? "
kata Tentara kerajaan
"Tenanglah, aku perintahkan kau untuk menyuruh semua pasukan untuk tidak gegabah!! "
jawab Helmun tegas.
"Baik Yang mulia! ""
kata Tentara kerajaan.
Saat saat mendebarkan yang mencekam suasana seketika itu mendadak hening, terbelalak mata mereka semua di perlihatkan sebuah pemandangan yang sangat sangat sadis dan brutal yang di lakukan oleh kawanan kawanan monster itu.
Disaat itu juga, ada salah seorang prajurit yang amat sangat ketakutan hingga membuat salah satu monster tersebut mengetahui bahwa mereka sedang di awasi.
Sungguh Malang, seketika prajurit itu teriak dengan berlari menyabetkan pedangnya secara membabi buta karena ketakutan dan naas!!
"MONSTERR MONSTEERR TERKUTUUKK KAUUH HIYYAAATTT!! ""
"HOYYY... kau jangan kesana, woyy tunggu perintah!!""
saut Tentara kerajaan yang lain.
"Apa yang ku lakukan, apa aku harus diam saja menyaksikan mereka mereka mati sia-sia!! "
kata Helmun tercengang.
"Yang mulia, hoiii yang mulia Anda baik-baik saja kan dengarkan saya yang mulia!!?? "
tegas Tentara kerajaan mengingatkan.
(Anakku, yakinlah dan buat kemauan itu menjadi niat yang dapat membulatkan tekadmu, semoga kau selalu di lindunginya!!)