Keesokan harinya, Sean baru tiba di perusahaan pukul sepuluh pagi.
Kemarin malam Sean mendengarkan Lusy bernyanyi hingga terlalu larut. Dia menikmati nyanyian Lusy sambil meminum Whiskey. Dalam sekejap, dia benar-benar merasa sedang kembali ke masa lampau.
Bakat menyanyi Lusy benar-benar mengagumkan dan setingkat diva. Jika bukan karena kondisi keluarganya yang sangat baik dan membuatnya sama sekali tidak berpikir untuk mencari uang dengan mengandalkan musik, wanita ini sekarang pasti sudah menjadi diva musik pop dunia.
Sean bahkan mengambil ponsel untuk merekam Lusy yang sedang bernyanyi dan mengirimkannya pada Kakek dan Paman Paul. Kakek memuji Lusy dan sangat menyukai penampilan Lusy yang mengingatkannya pada wanita zaman dulu. Sementara, Paul terus-menerus iri pada Sean karena dia sudah memikirkan Lusy untuk waktu yang lama.