Sean memasuki kompleks perumahan keluarga Susetia sendirian seperti pahlawan di televisi. Keberanian dan kebanggaan ini tidak bisa dibandingkan dengan siapa pun.
Ketika Suhendra melihat Sean masuk, dia terlebih dahulu menegur Marvin karena tidak sopan, lalu tersenyum dan berkata pada Sean, "Sean, kamu sudah datang. Marvin masih muda dan bodoh. Jangan samakan dirimu dengannya."
Sean memandang Suhendra dan, dengan punggung yang tegap, berkata dengan tidak rendah hati, tetapi juga tidak sombong, "Saya sudah pernah bertemu dengan Tuan Suhendra. Dengar-dengar Tuan Suhendra dan kakek saya saling kenal. Dulu Anda bahkan membantu kakek saya. Saya dan pacar saya sudah menyiapkan hadiah kecil untuk Tuan Suhendra. Mohon dapat diterima dengan senang hati."
Suhendra tersenyum dan mengangguk.
"Sean, kamu begitu perhatian. Ayo cepat duduk."