Di kamar presidential suite di lantai atas Hotel Intercontinental Surabaya, Sean yang mengenakan headphone AKG dan menguping pembicaraan tidak dapat mendengar deru deras di luar jendela. Tetapi, ada badai petir yang menderu di dalam hatinya.
Kini Sean akhirnya tahu kebenaran dari masalah ini. Ternyata Chintia memutuskan untuk berpisah dari Sean setelah mengetahui pembunuh ayahnya.
"Siapa pembunuh ayah Chintia?!"
Pada saat ini, di dalam mobil Mercedes Benz yang melaju di jalan raya, Julius membiarkan Chintia memukulinya dan membiarkan dirinya disalahkan.
"Kamu benar, Chintia. Ini semua salahku. Seharusnya aku tidak memberitahukan masalah ini padamu. Seharusnya aku tidak mengganggu kehidupanmu yang stabil."