Sean melihat pemandangan ini dengan jelas melalui layar pengawasan. Si Bell ini tidak hanya memegang tangan Chintia dengan tangan kanannya dan tidak juga melepaskannya, tetapi juga ada yang salah dengan pandangan matanya.
Karena Chintia sedang berada di rumah, dia mengenakan celana pendek yang memperlihatkan kakinya yang lencir dan seputih salju. Jadi, Bell tidak bisa menahan dirinya untuk tidak melihat lekuk tubuh Chintia yang indah. Terdapat tatapan jahat di matanya yang dapat dimengerti oleh semua pria.
"Cari mati! Beraninya tertarik pada wanitaku!"
Sean mengepalkan tinjunya. Baru saja melihat si Bell ini sudah membuatnya sangat marah. Namun, Monica belum mengungkapkan tujuan mereka, jadi Sean belum bisa muncul.
Di rumah Chintia, Monica berjalan ke ruang makan sambil tersenyum.
"Kamu belum makan, kan? Kebetulan kami juga belum makan. Bell membawa sebotol Lafite berusia 96 tahun dari Chateau Lafite, Prancis. Chintia, ayo temani kami minum."