Chintia mengangguk. Dia buru-buru menghubungi Yudistira dan menyalakan loudspeaker di depan Sean.
Chintia tahu bahwa pernikahan terakhir Sean hancur karena kebohongan dan pengkhianatan istrinya. Umumnya, pria yang mengalami penderitaan seperti ini akan semakin mudah meragukan pasangannya di masa depan. Chintia menyalakan loudspeaker juga agar Sean tahu bahwa dia tidak punya rahasia. Dia bisa menelepon di depan Sean dan tidak akan pernah berbohong padanya.
Sean bisa melihat maksud tindakan Chintia. Dalam hati, Sean semakin menghargai kejujuran pacarnya ini.
"Halo, Yudistira? Ada apa menelepon sepagi ini?" tanya Chintia pada ponselnya yang sudah di-loudspeaker.
"Astaga! Sesuatu terjadi! Sesuatu terjadi, Presdir Chintia!"
Yudistira terdengar sangat cemas di telepon. Chintia saling memandang dengan Sean dan bertanya, "Apa yang terjadi?"