Chereads / Story of a Reincarnator / Chapter 4 - Anggota Keluarga Baru

Chapter 4 - Anggota Keluarga Baru

|POV WILLIAM ANTSLEY|

Sudah 4 bulan berlalu dan rumah tangga ini membuatku merasa sedikit aneh rasanya. Apakah Liz ini lebih sering mengonsumsi makanan? Beberapa bulan belakangan ini perut nya membesar. Sebenarnya aku tidak mau mengakui kalau Liz sedang mengandung, tetapi kapan mereka melakukannya?. Aku tidak ingin membayangkan sejauh mana yang ku ingin tahu, tetapi apakah ini tidak terlalu cepat? Aku tak tahu sudah berapa lama dia mengandung.

Tetapi satu hal yang pasti... AKU AKAN MENJADI SEORANG KAKAK!.

Aku tidak pernah mengetahui rasanya menjadi seorang kakak. Di kehidupanku sebelumnya aku adalah seorang anak tunggal. Aku melihat aktivitas seorang kakak bersama adik nya terkadang itu menggemaskan atau bisa dibilang akur, dan ada juga yang saling mengganggu satu sama lain. Itu juga tergantung dari gender kakak beradik tersebut, jika aku mendapatkan adik laki-laki, kemungkinan besar aku tidak akan akur seperti hubungan James dan keanu, murid ayahku. Dan sebaliknya jika adikku perempuan mungkin aku akan lemah lembut terhadapnya, ya itu tergantung dari sifat nya nanti.

Hari demi hari seperti biasa di saat aku melihat ayahku sedang mengajar murid-murid nya, aku mengikuti gerakannya terus dan berharap bisa menggunakan pedang suatu saat nanti.

Hingga beberapa bulan berlalu, hanya tinggal menunggu hari agar umurku genap 1 tahun. Liz juga sepertinya tak lama lagi akan melahirkan, aku tak sabar menunggu itu. Belakangan ini Jack juga tidak dapat melakukan latihan bersama dengan murid-murid nya dikarenakan kondisi Liz yang terlihat lemah lesu dengan wajahnya yang sedikit pucat.

Pada sore hari sebelum ulang tahunku tiba, Jack pergi ke pasar membeli makanan dan kue untuk merayakan hari ulang tahunku esok hari.

"Aku akan kembali secepat mungkin. Pada saat aku pergi, tolong jaga ibumu ya, Willy" dia menatapku sambil membuka pintu kamar dimana Liz terbaring lemas.

"Aku Tidak apa-apa, sayang. Pergilah dan cari hadiah yang pantas dan kue yang enak untuk willy " ucapnya dengan suara yang lebih senyap dibanding Jack.

"Tentu saja, aku akan memilih yang terbaik" Jack pun menutup pintu kamar dan pergi.

sembari Jack keluar, aku lah yang menjaga Liz agar tetap nyaman.

Hingga datang waktunya genap 1 tahun ku tiba saat siang hari, dikarenakan Liz yang sudah tak kuat untuk bergerak, kami merayakan ulang tahun pertamaku di kamar agar Liz dapat ikut dalam merayakan ulang tahunku.

"Selamat ulang tahun, Willy!" nada yang keluar dari kedua mulut mereka berbanding 180 derajat.

Aku tak tahu apakah ini bisa dihitung sebagai 'ulang tahun'.

Belum lama setelah perayaan itu, tampaknya Liz sudah berada pada batas nya.

"Sayang, sepertinya aku sudah tidak tahan lagi" ucap Liz sambil menahan beban pada perutnya.

"Oh astaga!! Sebaiknya aku membawamu ke tempat tidur terlebih dahulu. Aku akan memanggil bidan nya segera, sayang" ujar ayahku dengan keringat tergesa gesa.

"Kuharap kau bisa cepat sayang, aku sudah pada batasnya" ibu mengatakan itu dengan sedikit erangan menahan rasa sakit yang luar biasa.

Aku tahu sedikit tau mengenai bagaimana rasa sakit seorang wanita yang akan melahirkan. Dan itu rasa sakit itu bukanlah sembarang orang bisa mengatasinya. Fakta mengatakan bahwa jika wanita bersalin itu rasa sakit nya sama saja dengan 20 tulang yang patah secara bersamaan. Aku tak bisa membayangkan bagaimana rasanya menjadi wanita yang sedang bersalin itu. Aku menghampiri ibu dan memegang tangan nya yang halus itu sampai Jack datang.

"Ibu..." ucapku gugup, kemungkinan itu adalah kata pertamaku menggunakan bahasa di dunia ini.

"Huft...willy, segera kau akan menjadi seorang kakak, sayang" nafas nya mulai terengah engah tak karuan hingga ia tak sengaja menggenggam tanganku lebih kuat. Ini mungkin sedikit menyakitkan, namun aku masih bisa menahannya. setidaknya dia tahu tangan siapa yang ia genggam. Karena itulah genggaman nya tidak terlalu kuat.

Tak lama terdengar dobrakan yang kencang dari pintu, Jack datang dengan seorang ahli dalam persalinan.

"Aku datang bersama dengan sang ahli" teriaknya terengah-engah dan keringat yang bercucuran.

persalinan pun dimulai.

------

"selamat tuan dan nyonya, anak anda terlahir sehat dengan kelamin Perempuan"

Jam demi jam mulai berlalu, akhirnya... adikku telah lahir! Dan dia itu perempuan. Tangisannya terdengar keras diruangan ini dan membuat wajahku mulai berkaca-kaca melihat kelahiran adikku ini sekaligus bahagia. Aku tak pernah menyangka rasanya memiliki seorang adik. Selamat, keluarga ini bertambah 1 anggota lagi.

"Dia mirip sepertimu, sayang" ucap ayahku dengan wajah berkaca-kaca.

"Selamat datang di dunia ini gadis kecilku" Ibu menyambutnya dengan senyuman bahagia dan air mata.

"Bagaimana jika kau memilihkan nama untuknya?" ayah menyuruh ibu untuk memberikan sebuah nama untuk gadis kecil itu. Jika di ingat-ingat, dulu ayahku yang memberikan nama William kepadaku. Mungkin karena itulah sekarang giliran ibu memberikan nama untuk adikku.

"Aku sudah memikirkan sebuah nama. Theodora, bagaimana menurutmu?"

"Itu nama yang cantik, sayang. Theodora Antsley, aku suka itu"

mereka sudah memberikan nama untuk adik kecilku, Theodora namanya, Theodora Antsley. Mungkin dia akan akrab dipanggil Dora. Kuharap dia bukan tipe adik yang jail terhadap kakaknya, bisa saja kita sering bertengkar nantinya. Berbeda denganku, rambut Dora berwarna pirang emas.

Hari ini menjadi hari terbaik selama hidupku, bersamaan dengan umurku yang masuk 1 tahun, adikku juga lahir pada hari yang sama. Aku berharap hari seperti ini akan selalu datang.