Suasana menjadi hening sesaat, hanya langkah kaki kami yang masih terdengar seirama.
"Maaf Pak," lirih ibu.
Bapak mempercepat langkahnya, dengan sedikit kasar tanganku dihempaskan dari lengannya. Lalu tiba-tiba berhenti mendadak, sembari mengacungkan telunjuknya ke arah ibu.
"Aku tidak suka jika kau terus bertanya masalah uang itu padaku! jangan mengulanginya lagi!" hardik bapak.
Air mata ibu menitik tanpa permisi, tanpa mampu dibendung lagi. Ibu biarkan tetesan buliran bening ibu membasahi pipinya.