Radit memberi kode ke Afifah agar tidak menyanggah ucapnnya.
"Ow Non Ura, iya sudah Non, Mbok bersih-bersih dulu ya?" pamit Parmi lalu segera mengambil peralatan bersih-bersihnya, "Ow iya! sampai lupa, mau minum apa?" tanyanya.
"Jus aja Mbok," jawab Radit.
"Oke siap Den!" tukasnya, kadang memanggil Radit dengan sebutan Pak, kadang dengan sebutan Den, dan tidak jarang memanggilnya dengan sebutan Mas.
Afifah mengambil ponselnya, lalu menghidupkan layarnya. Notifikasi panggilan tak terjawab dari Nia sekaligus pesan WhatsApp-nya, memenuhi layar utama ponselnya.
"Nia," gumamnya, "Iya, aku lupa gak pamit tadi." Ujar Afifah sembari tersenyum sendiri.
"Kenapa sayang?" tanya Radit mengalihkan pandangannya dari layar ponsel.
"Gak apa-apa, tadi lupa gak ngomong sama Nia kalau aku pergi dari mes pagi-pagi buta!" ujarnya.
Mbok Parmi datang membawa dua gelas jus dan beberapa camilan.
"Den, Mbok mau izin pulang pagi hari ini," ujar Parmi.
"Loh, kenapa Mbok?" tanya Radit.