Hadi mendatangi Sumi, "Sum! apa-apaan sih kamu?! kamu tega biarin Bapak sakit kayak gitu? di mana hati dan perasaanmu?" ucap Hadi.
"Terus saja belain anak haram itu!" tukas Sumi masih dengan nada meledak-ledak.
"Cukup ya Sum! ini bukan masalah Fatimah, ini menyangkut nyawa Bapak! kamu memberikanku pilihan yang begitu sulit! lupakan dendammu pada Fatimah, pikirkan keadaan Bapak Sum!" tukas Hadi.
Sumi menangis, dia menyadari kesalahannya. Dia sudah dibutakan oleh dendamnya hingga melupakan peri kemanusiaannya.
"Maaf 'kan aku Mas, aku khilaf. Sekarang kita bawa Bapak ke rumah sakit. Tapi aku tidak mau jika gadis itu ikut!" ujar Sumi.
"Baiklah, ayo!" tukas Hadi cepat.
Laura berdiri di ambang pintu sembari mensedekap-kan tangannya.
"Mau kemana?" tanya Laura datar.
"Minggir Lau! Bapak mau bawa kakekmu ke rumah sakit," tukas ayahnya.
"Sudah terlambat," ucap Laura masih dengan nada santai, dia menurunkan tangannya lalu masuk ke dalam kamar itu.