Afifah meletakkan kembali ponselnya dia atas bantal. Buku-buku yang sudah tertumpuk rapi diletakkan-nya di atas meja kecil di pojok ruangan.
Dia merebahkan badannya di atas kasur, lalu memandang kosong ke langit-langit. Pikirannya melayang, menerawang jauh tanpa tujuan. Matanya berkaca-kaca saat ingat tentang hidupnya sekarang ini, lagi-lagi dia menyalahkan tuhan atas semua yang dideritanya saat ini.
"Kenapa harus aku?! kenapa harus aku yang mengalami semua ini? kenapa Engkau memberiku cinta yang serumit ini? kenapa ya Allah? kenapa Engkau pertemukan aku dengan Radit? kenapa?!" tangisnya pecah.