Chereads / I Love You Athena / Chapter 4 - Pertemuan Keluarga

Chapter 4 - Pertemuan Keluarga

"Apa?" tanya Violet yang gemas sendiri.

"Aku nggak mau nikah!" jawab Athena, dia menundukkan kepalanya. Takut jika sang ratu marah.

"Oh."

Athena mendongak, kenapa respon ibunya seperti itu? Apa Violet benar-benar tidak akan menjodohkannya?

"Jadi Bunda mau batalin perjodohan ini? Bunda serius?" tanya Athena yang sudah berbinar. Dia tak menyangka akan semudah ini.

"Siapa yang ngomong mau batalin? Bunda cuman jawab oh aja tuh!" sewot Violet dengan muka jutek, anaknya ini memang tidak mau menuruti keinginannya? Apa Violet harus selingkuh dulu untuk mendapatkan seorang bayi? Itu gila!

Athena melongo dia benar-benar terlalu menyepelekan ibunya itu. Athena duduk di lantai, ia merengek layaknya seorang anak kecil yang tidak dibelikan permainan. "Huwaa! Athena nggak mau dijodohin! Athena bisa cari pendamping sendiri!"

Violet melipat tangannya, Athena ini terlalu drama. "Udah nggak nangis, cengeng!" ungkapnya, beliau berjongkok menatap miris ke arah putrinya. "Kamu mending turutin aja kemauan Bunda! Calon suami kamu itu tampan, bahkan kaya! Cocoklah buat kamu yang matre ini."

Athena berhenti merengek, matanya seolah-olah ingin keluar dari tempatnya. Ia menatap tajam sang ibu. "Athena nggak matre! Nanti deh Athena cari suami sendiri, Bun! Athena tuh udah besar, Athena udah mandiri jadi nggak perlu diatur-atur lagi," kekeh Athena, dia memelas agar ibunya itu memahami, dia tidak mau dijodohkan, Ateha tak henti-hentinya memanjatkan semua doa di dalam hatinya.

"Setahu Bunda, kamu itu jomblo akut! Otomatis kamu nggak punya pasangan, kan? Coba aja kamu punya pasangan pasti bunda nggak akan cape-cape jodohin kamu!"

Athena mengerucutkan bibirnya merajuk, dia sangat kesal. "Cari pasangan itu gampang, Bun! Tukang sayur yang suka keliling juga sabi lah!" terang Athena, dia berbicara seperti bersama temannya saja, Violet hanya bisa sabar dan menghela nafas panjang.

Tuk!

Violet memukul kening Athena dengan telunjuknya. "Kamu ini jangan bercanda ya! Pokoknya kamu harus nikah sama anak musuhnya Bunda!"

Athena mengelap air liurnya karena terlalu menghayati drama. "Mira nggak mau!"

"Alasan apalagi coba? Kamu ini bikin Bunda emosi aja!"

"Athena tuh, nggak mau dijodohin! Kesannya kayak nggak laku aja," jawab Athe a dengan wajah lesuh.

"Ye! Kamu mah emang nggak laku! Buktinya aja nggak punya pacar!" timpal Violet, dia berdiri dan berjalan meninggalkan Athenayang masih terduduk di lantai.

Memang ya cobaan yang paling hakiki itu adalah berasal keluarga sendiri! Athe a diam, dia tidak punya pilihan, mau tidak mau, dia harus menerima perjodohan ini.

***

Tok!

Tok!

"Athena bangun?!"

"Athena!"

Mata Athena mengerjap pelan, perlahan Athena bangun dari tidurnya. Rupanya Athena ketiduran, dia bangun jam 8 malam, dan tidur pukul 7.

Athena dengan malas berjalan ke pintu.

"Ada apa Bun?"

"Kamu jam segini udah tidur?" tanya Violet, dia tidak tahu jika Athena sekebo ini.

Athena menutup mulutnya karena menguap. "Tadi Athena ketiduran pas nonton drakor. Ada apa Bun? Tumben jam segini cariin Athena? Kangen ya?"

Violet memukul lengan Athena. "Ayo siap-siap lima menit lagi, calon suami kamu datang," ujar Violet dengan semangat 45.

Mata Athena membulat, ibunya ini memang hobi sekali membuatnya terkejut.

Athena dengan cepat masuk ke kamar dan menutup pintunya.

Tidak lama, suara bel di pintu utama terdengar hingga dengan antusias Violet berjalan menuju ke sana.

"Assalamu'alaikum, Jeng. Duh makin cantik aja." Violet terkekeh mendapat pujian dari sang calon besan.

Kemudian mereka berjalan menuju ruang makan, aroma sedap makanan sontak merasuk ke indra penciuman mereka.

Mereka duduk di kursi.

Ayah Mira mengobrol dengan pria paruh baya yang bernama Dimas Anggara.

"Anak kamu kemana? Kok belum datang?" tanya Violet yang sudah tidak sabar bertemu dengan calon menantunya.

"Sebentar lagi datang, eh Athena kemana kok nggak keliatan?" tanya Miranda. Dia sahabat Violet sewaktu SMA.

Suara langkah kaki mulai terdengar, perempuan berumur 23 tahun berjalan dengan sangat anggun. Violet tersenyum melihat Athena yang bersikap normal.

'Alhamdulilah, anak gue bisa normal juga.' batin Violet yang merasa lega.

"Malem Tan, Om." Athena menyapa mereka dengan senyuman lebarnya, walaupun dia tidak menginginkan perjodohan ini, tetapi dia harus bersikap seolah-olah dia menginginkannya.

"Ya ampun, kamu Athena ya? Cantik banget!" seru Miranda dengan riang, Athena hanya tersenyum tipis, dirinya juga memang merasa cantik, jadi tak perlu seperti itu, pikirnya.

Athena duduk di samping Violet, di seberangnya ada dua kursi yang kosong tidak ada siapapun, apakah nanti bangku itu di duduki calon suaminya? Tetapi kenapa dua? Pikirnya.

Mira berdoa supaya calon suaminya itu, masuk ke dalam kiterianya, tidak lucu kan kalau dia menikahi om-om tetapi kalau kaya tidak apa-apa, batin Athena.

"Assalamu'alaikum." Salam dari seseorang mencuri perhatian, Athena terpesona dengan lelaki berjas hitam itu, matanya dan rambutnya sangat masuk ke dalam kiterianya, jangan lupakan dengan bibirnya yang membuat Mira menelan salivanya.

"Ya ampun calon suami gue ganteng banget! Bisa dipamerin sama mantan ini mah!" lirihnya pelan, sangat pelan mungkin hanya dirinya sendiri yang bisa mendengarnya.

"Ayo, nak silahkan duduk," ucap Violet ramah, laki-laki itu mengangguk, dia berjalan menuju meja.

Miranda tersenyum melihat putranya, laki-laki itu dengan sopan menyalami kedua orang tuanya dan kedua orangtua Athena.

Athena terus saja memperhatikan laki-laki itu, matanya tidak berhenti berkedip saking takjubnya.

"Ehem!" Suara deheman dari Wiro tak membuat Athena sadar, kalau dia terlalu berlebihan mengagumi pria yang di sebelah calon ayah mertuanya.

Pukulan pelan Violet mengejutkannya, ibunya itu menepuk pahanya, yang membuat Athena menoleh.

Sadar dengan tatapan tajam dari ibunya, Athena menyengir lebar. Athena melihat ke depan. Kenapa calon suaminya itu tidak duduk bangku seberangnya? Kenapa dia malah duduk di kursi sebelahnya. 'jauh banget' batinnya, padahal kalau dia duduk di seberang Athena. Athena bakal lebih mudah memperhatikan wajahnya.

Athena berandai-andai, bila nanti dia menikah dengan calon suaminya ini, pasti Athena bakal bahagia, setiap pagi dia akan menyiapkan sarapan dan suaminya yang akan mencari nafkah, Athena tersenyum lebar memikirkan masa depannya yang akan indah.

Pikirnya kembali tersadar dengan kursi di hadapannya, apakah laki-laki itu sengaja ingin Athena duduk di sampingnya? Athena lagi-lagi tersenyum, calon suaminya itu sangat romantis. Laki-laki itu juga tipe Athena, wajah yang imut dan keren secara bersamaan membuat Athena tersenyum kecil, dia jadi membayangkan anak mereka seperti apa.

Athena berdiri, yang membuat semua orang diam menatapnya, Athena tak mempedulikan semua orang, dia hanya ingin duduk di samping calon suaminya itu.

Tetapi baru satu langkah kaki, suara seseorang menghentikan niat Athena.

"Assalamu'alaikum." Mata Athena membulat sempurna, suara itu sangat tidak asing di telinganya? Athena segera mengalihkan pandangannya pada seseorang yang baru saja datang.