"Siapa sih kekasihnya itu Pah? Dia memang pembawa sial sepertinya!" ujar ibu Anjus, menaikkan satu alis matanya dan menarik sebelah bibirnya yang tipis keatas dengan tatapan sinis seakan ia puas dengan kejadian itu.
"Apaan sih kamu ini Mah! Tidak baik berkata seperti itu, ini kan musibah dari Tuhan bukan karena kekasihnya itu dong Mah!" Pak Anjus tidak setuju dengan ujaran Ibu Anjus karena merasa ibu Anjus sudah merendahkan perempuan pilihan sang CEO muda. Tak lama setelah ibu Renita turun dengan sangat terburu-buru, ia sudah mengganti pakaiannya dan berpenampilan berbeda seakan ia ingin pergi ke luar.