"Jangan berbicara lagi! Mereka benar, anak kamu memang tidak waras! Dia ingin segala yang ia miliki menjadi miliknya sedangkan Riko tidak pernah mencintai sama sekali!" bentaknya, ia juga menyetujui perkataan ibu Retno walau dalam hatinya sangat terasa sakit karena hal itu, ayah mana yang sanggup melihat anaknya dihina oleh orang lain, tapi ia juga harus mempunyai sikap yang adil yang salah biarlah salah dan benar biarlah benar.
"Pah, tega kamu ya! Kamu tega mengatakan Renita kita seperti itu, dia itu waras ia hanya merasa sedih karena cintanya tidak dibalas!" jawabnya dengan lugas, ia sendiri tau kalau cinta anaknya tidak dibalas, lalu mengapa ia datang untuk marah sedangkan ia pun tau Cinta tidak bisa dipaksakan, jika rasa itu datang maka tanpa dipaksa pun ia akan memperlihatkan jati dirinya, namun jika tidak maka tidak ada alasan untuk memaksanya.