Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

HAPPY ENDING OR SAD ENDING

Fanessha_ahb
--
chs / week
--
NOT RATINGS
7.8k
Views
Synopsis
Aira lestari yang tiba-tiba mendapatkan tawaran dari seorang Reyan Aditya yang merupakan teman SMA dulu kini mengundangnya dalam sebuah pernikahan, sampai pada akhirnya Aira tahu kebenaran yang membuatnya kesal atas ungkapan yang Reyan lontarkan kepadanya. Akankah ada akhir bahagia untuk mereka?
VIEW MORE

Chapter 1 - MENIKAHLAH DENGANKU

Tap

   Tap

      Tap

Suara langkah kaki begitu menggemah di penjuru lorong ketika Gadis ini berjalan menuju ruangan seseorang yang kini telah sampai dimana ruangan itu berada, dan tak luput dengan namanya 'mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk'.

Tok

  Tok

    Tok

  

"MASUK" teriaknya dari dalam.

Gadis itu masuk memperlihatkan seorang lelaki yang tengah disibukkan akan dokumen-dokumennya itu berserta seorang wanita di sampingnya.

Sedangkan pria itu hanya melihat siapa yang datang dan tersenyum melihat seorang gadis yang kini mulai menghampirinya.

"Kukira kau tak akan datang kemari. Emm .. baiklah duduklah dulu" ucapnya sambil tersenyum hangat.

"Bila kau tak mengacamku aku tak akan mau datang kemari" ucap gadis itu sambil duduk berhadapan dengan pria itu.

"Oh ya?, Bagaimana bila aku mengancammu terus sampai kau datang dan pergi sesuka hatiku?" Tanyanya.

"Ku laporkan polisi atas ancaman yang kau berikan" ucap gadis itu.

Pria itu hanya tersenyum dan melihat gadis didepannya.

"Mau bicara apa?" Tanya gadis ini to the poin.

"Mau minum apa dulu?" Tawar lelaki ini.

"Tidak, terima kasih" ucapnya

"Bawakan dua teh" ucapnya kepada wanita di sampingnya yang merupakan sekertarisnya itu.

"Baik tuan" ucapnya lalu pergi.

Setelah sekretarisnya pergi untuk membawakan minuman yang disuruh tuannya, di sini tinggal mereka berdua tanpa ada pembicaraan sampai sekertarisnya datang dan menaruh teh tersebut.

"Pergilah dan jangan ada yang masuk ke ruanganku, mengerti?" Ucap pria ini kepada sekertarisnya.

"Baik tuan, saya permisi" ucapnya hanya mendapatkan angguan, dan tak lama tersisa hanya mereka berdua di ruangan ini.

"Minumlah dulu" ucap pria ini dan mulai meminum tehnya sedangkan gadis didepannya hanya diam dan tak berkutik.

"Ada apa?" Ucapnya kepadaku dan tak ada jawaban dariku.

"Minumlah, tidak ada racunnya, bila ada aku akan bertanggung jawab dan mempenjarahkan yang telah membuat teh ini" ucapnya lagi, tak lama gadis itu mulai meminum tehnya.

"Jadi kau mau bicara apa?" Tanya gadis ini yang bernama Aira  Lestari.

Pria itu menghela nafas dan mulai mentap gadis di depannya dan berkata "menikahlah denganku" Ucapannya membuat gadis ini tersentak sampai-sampai ingin tersedak,

Oh tuan Reyan Aditya bagaimana bisa kau mengatakan itu padahal kau baru bertemu dengannya lagi yaitu Aira lestari yang cantik, baik nan sopan itu walupun terkadang random. dan ya dia adalah Reyan Aditya yang memiliki paras yang tampan dan juga perkerja keras ini.

"kau bercanda bukan?. Kalau bercanda tuh yang lain, masa pernikahan dibuat candaan?" Ucap Aira.

"Aku tidak bercanda, Aku serius!" Balasnya dengan tegas.

"Cari saja diluar sana, aku tak mau menikah denganmu" ucap Aira malas ingin pergi secepatnya.

"Aku tak mau" jawabnya

"Kenapa kau tak mau?, Kenapa juga harus diriku?, uangmu juga banyak, pekerja keras, pintar, dan tampan. Kau juga bisa mendapatkan yang lebih baik dari diriku, kau juga bisa mendapatkan yang sederajat denganmu" balas Aira.

"Aku tak peduli dengan apa yang kau ucapkan, aku hanya mencari seseorang yang benar-benar serius denganku dan menurutku itu kamu" ucap Reyan membuat seorang Aira Lestari ingin pergi dari sini sekarang juga, tak mungkin bagi Reyan Aditya untuk menawarkan hal itu kepadanya kalau tidak ada maksud dibaliknya.

"Sepertinya ia membutuhkan Baygon untuk menenangkan jiwa dan raga" ucap Aira dalam hati.

"Aku tanya satu hal?, Kenapa kau menawarkan itu kepadaku padahal kau bisa mencari wanita diluar sana?" Tanyanya

"Aku suka semuanya darimu" jawabnya santai sambil menatap gadis didepannya dengan tersenyum.

"Kau?... Kau habis terbentur dari mana, hah?. Beritahu diriku atau aku antarakan kerumah sakit sekarang juga?" Tanya Aira serius.

"Aku tidak terbentur apapun sayang" balasannya dengan tersenyum membuat Aira merinding seakan-akan didepannya ini adalah mahluk tak kasat mata saja.

"Sayang, sayang pala lo?!. Gw benar-benar yakin Lo habis terjatuh, terjungkal, delosor, terguling, melayang, mengsalto, mengloyo mengenai kepala lo jadinya otak Lo masih ada di sana, apa mau gw cariin jasa pengembalian otak dan kewarasan?!" Ucap Aira dengan tak santai.

"Terserah" dinginnya

"Ketemu lagi malah kayak gini, Lo emang gak bisa diajak bicara yang lembut ataupun diajak bicara yang enak. Ribut aja terus ampek enek. Lo kalau gak ribut sama gw gak ada yang namanya kata bahagia?. Apa gw harus ajak Lo ngobrol sambil todong-todongan benda baru Lo seneng banget?" Sambung Reyan lagi.

"Gilak Lo emang, ngapain ajak nikah? kek gak ada kerjaan Lo nawarin gw kalau gak ada maunya, dan lu emangnya bisa apa?" Tanya gadis ini tak santai kembali.

"Apapun yang Lo mau gw turutin, apapun itu!" Tegas Reyan.

"Oya?, Semisal gw mau lanjutin sekolah gw kejenjang yang lebih tinggi kayak Lo, Lo mau bayarin?" tanya Aira.

"Mau, asal Lo belajar yang bener"

Gadis itu masih tak percaya, dan terus menanyainya seperti wartawan.

"Udah selesai?" Tanya pria ini mulai frustasi.

"Udah" jawab Aira singkat.

"Menikahlah denganku, dengan syarat yang mudah yaitu, menjadi menantu yang baik dan sopan, menjadi istri yang baik, penutur, dan melayaniku dengan senang hati tanpa ada tekanan, maka apapun yang kau minta aku akan turuti, apapun itu Aira!" Tegas Reyan.

"Dia emang gilak sih, gak perlu kaget lagi orang kek dia pastinya ada maksud tertentu aja, orang udah kenal juga sifatnya kek gak bisa bikin orang hidup dengan damai" ucap Aira dalam hati betul-betul.

"Gimana?, maukah kau menikah denganku dan syaratku?" Ucap pria itu kepadaku.

"Please siapa aja tolong tendang saya dari sini, saya tidak mau berada dalam tekanan batin cuma karena dia" ucap Aira dalam hati ingin sekali pergi.

Gadis ini terus bergelut dengan pikirannya dan berdoa agar siapapun itu bisa membawanya pergi dari sini.

"Bagaimana Aira lestari?" Ucap Reyan yang hanya dapat diamnya saja seperti seseorang yang enggan untuk berbicara maupun membalas ucapannya.

"Kau tahu aku tidak suka yang namanya 'didiamkan layaknya berbicara kepada patung', bila kau tetap seperti ini aku anggap kau menyetujuinya" Ucapnya lagi.

Yang mendengarkanpun mulai membuka suara dengan tak santai.

"Lo gak bisa bertindak seenaknya gitu!" Tekan Aira.

"kalau begitu jangan diam dan ambillah keputusanmu Aira lestari" balas Reyan sedikit tak santai.

"Males" tutur gadis ini.

Reyan menghelah nafas berusaha untuk tenang. setenangnya menghadapai gadis di depannya dengan penuh kesabaran lebih.

"Yaudah kalau gitu ku anggap kau menerima tawaranku" ucap Reyan.

"Dih maksa" balas Aira.

"Gak peduli, yang penting gw dapet calon" jawab Reyan.

"Hah siapa-siapa?, Kalau Lo udah dapet ngapain Lo nawarin ke gw?. Kalo Lo pengen punya istri dua, sorry nih yehh gw terlalu berharga untuk di madu" ucap Aira membuat Reyan menghelah nafas.

"Boro-boro punya istri dua kalau modelnya gini, bisa-bisa gilak duluan yang ada" Ucap Reyan dalam hati.

Aira yang melihat Reyan yang menghelah nafas lagi, dengan polosnya ia berkata "Lo sesak napas apa gimana?"

"piks Lo sesak napas kan?, jangan dulu dong tunggu gw keluar dulu terus di temenin siapa gitu biar gw yang gak di salahin" ucap Aira membuat Reyan memijit pelipisnya.

"Sekarang Napa lagi?, Lo pusing?, Fiks Lo habis kejedotkan?, Mangkanya Lo ngelantur ngajak nikah sama gw kan?" Tanyanya bertubi-tubi membuat Reyan ingin melemparnya keluar sekarang juga.

"Gw gak sesak napas, enggak kejedot juga, ataupun apa yang Lo tanyain!" Tegas Reyan mulai frustasi akan tingkah gadis didepannya yang mulai random.

"Gw kasih waktu 1 Minggu, dalam 1 Minggu pikirin keputusan Lo, kalau waktunya berakhir temui gw, kalau Lo gak dateng gw anggep Lo menyetujui apa yang gw mau!" tegasnya lagi dengan ucapan yang tidak bisa dibantah.

"Kalau gw dateng berarti sebuah tolakan?" Tanya Aira.

"Sama aja, Lo gak terima maupun terima tetep aja Lo bakalan nikah sama gw" ucapnya membuat Aira melotot.

"Dih siapa gw Lo, berani ngatur-ngatur kehidupan gw, emangnya Lo papa gw, mama gw, keluarga gw, gak kan?" Ucap Aira yang tak santai.

"Iya untuk sekarang, nanti juga Lo milik gw dan bagian keluarga gw juga" balas Reyan.

"Dih pd amat Lo?" Sindir Aira.

"Pastinya" yakin Reyan.

"Gw tolak tawaran Lo" ucap Aira langsung.

"Terserah dan asal Lo tahu ..." Ucapnya menggantung dan mulai menghampiri Aira sedangkan Aira berdiri berusaha menghindar.

"M-mau apa?" Ucap Aira lagi terbata Karena ia mulai mentok ke dinding dengan cekatan Reyan mengunci semua akses jalannya dan mulai berbisik.

"Apapun yang saya suka dan mengklaim bahwa itu punya saya akan tetap menjadi saya untuk selamanya dan tak akan pernah bebas kecuali saya mengikhlaskannya dengan tulus" bisiknya membuat Aira merinding.

"Walupun kamu enggak terima ataupun terima, tetep aja kamu milik saya, seperti itu untuk selamanya" sambungnya

"Tunggu saya 3 hari lagi, saya bakalan lamar kamu, karena saya sayang sama kamu" sambungnya lagi membuat hati Aira berdebar atas apa yang Reyan ucapkan.

Reyan mulai menatap Aira dengan dalam sampai mata mereka bertemu dengan cepat Aira mengalihkan pandangannya.

"Cukup segini aja hari ini, sekarang pulanglah" ucap Reyan kemudian memundurkan dirinya dan mengambil tas Aira juga memakaikannya.

"Pulang sana" ucap Reyan

Airapun yang mulai sadar melangkahkan kakinya pergi dari sana menyisakan Reyan sendiri diruangan itu juga tak berpamitan karena ia masih syok atas ungkapan pria itu.

Reyanpun terduduk di lantai merututi dirinya sendiri.

"Apa yang kau lakukan Reyan?, Seharusnya tidak bikin bukan?" Tanyanya kepada dirinya sendiri.

"Maaf Aira" gumamnya

Reyanpun mulai berdiri menenangkan dirinya sendiri dan mulai mengerjakan aktivitasnya lagi.