Kini terdapat seorang gadis yang masih terbayang-bayang akan ucapan Reyan Aditya yang begitu membuatnya frustasi.
"Gw harus gimana?"
"Tolak lagi?"
"Otak gw sakit pelase, mikir gini kek udah kayak di tagih utang. tuh kecebong ngapain sih maksa amat. suka amat jadi beban pikiran!. pa lagi dia ngomong apa tadi, duh lupa lagi, arghh sialan tuh kecebong" Ocehnya melihat langit-langit atap sambil memeluk guling dan meremasnya karena kesal.
"Emm gimana ya?, Pindah rumah juga gak mungkin bisa aja dia minta suruhannya buat ngelacak dimana gw"
"Udahlah pusing pengen tengelepin diri ke laut" ucapnya sambil berguling-guling di atas kasur sampai akhirnya suara notif pesan terdengar begitu ramai. Aira yang begitu kesal ingin melempar handphonenya, tapi sayangnya hp kini mulai mahal. Dengan sabar ia membuka hpnya terdapat sebuah pesan yang tak berhenti sampai-sampai Hpnya ngelag.
GAK TAHU PUSING
Nara Puspita Tari
HEI BESTIEE ULUULUKUUU!
Woy! Dedek Anis
WEHHH
Kumpul yukk
Di cafe yang biasa kita buat tongkrongan yakk?!
Tika Ayu Putri
Ehhhh anjimmm!. Lo bisa diem kagak?!
Apa Lo mau buat gw berkata kasar apa gimana?!
Lagi main geme juga Lo gangunin sama notifikasi Lo yang gak guna.
Nara Puspita Tari
Gak guna gimana dah?, Kan aku kangen sama kalian.
Tika Ayu Putri
Kangen sih kangen, tapi gak pas!
Nara Puspita Tari
Hmm iya deh iya, iyain aja deh
Sekarang tuh anak kemana kok gak kelihatan batang hidungnya?
Tika Ayu Putri
Gak tahu dan gak mau tahu
Nara Puspita Tari
Itukan bestiee Lo, kok gitu amat dah?
Tika Ayu Putri
Iya gw tahu kok, gw lagi haid jadi maklum mood gw naik turun.
Nara Puspita Tari
Hoalah yaudahlah
Aira lestari
Lo bisa diem gak sih?!
Pala gw lagi sakit
Nara Puspita Tari
Lo hamil?
Aira lestari
Lo kalau ngomong pakek otak
Jangan pakek dengkul ya.
Untung jauh, kalau Deket Lo
Gak bakalan nampak di
Permukaan bumi selama
Seminggu.
Nara Puspita Tari
Ngeri-ngeri
Tika Ayu Putri
Nyenyenye
Nara Puspita Tari
Yaudah gimana?
Aira lestari
G tahu mager
Nara Puspita Tari
Buset dah Lo, Ketahun kalau suka rebahan meluluk.
Tika Ayu Putri
Yaudah ayo gimana?, Kalau gak jadi gw mau tidur.
Nara Puspita Tari
Kebo amat lu, masih pagi gini juga, yang bener aja lu?!
Tika Ayu Putri
Ada masalah mata bunda?
Nara Puspita Tari
Enak aja kalau ngomong.
Tika Ayu Putri
Ya kan gw tanya, orang udah siang juga.
Nara Puspita Tari
Iya juga ya, gw baru sadar
Yaudah yuk ke cafe
Aira lestari
Panas
Nara Puspita Tari
Gw jemput ya, pas gw dateng udah pada siap, oke?
Aira lestari
Maksa nih ceritanya?
Nara Puspita Tari
Biarin
Aira lestari
lon*e
Nara Puspita Tari
Hehh!, Piks Lo gak ada akhlak!!
Aira lestari
Nyenyenye
Nara Puspita Tari
Hehh
Tika Ayu Putri
Ihh copas
Aira lestari
Endak peduli yang penting happy
Tika Ayu Putri
Ihhh
Nara Puspita Tari
Serah lu dah
Aira pun langsung mematikan hpnya dan tak menggubris teman-temannya.
Aira langsung pergi bersiap-siap untuk pergi ke cafe yang sering mereka temui.
Aira memilih baju yang pas dengannya dan tak terbuka, setelah memilih baju, ia menyempatkan untuk mandi kemudian bersiap-siap.
Setelah semuanya selesai, Aira berada di ruang tamu, menunggu Nara menjemputnya. Aira yang bingung ngapainpun mengambil remote tv dan melihat saluran tv yang ingin ia tonton sambil menunggu Nara kemari.
Ketika ia masih sibuk dengan menonton saluran yang ia tonton tiba-tiba ada notif yang tidak ia kenal memberikannya sebuah pesan, Aira yang penasaranpun membuka pesan tersebut.
+6285++++++++
Save nomer gw ngerti?!
Siapa?
Orang yang 5 jam lalu kau temui
Reyan Aditya sialan?
Siapa yang ngajarin gitu?
Kamu
Sejak kapan saya gitu?, Mengada-ngada aja terus kamu.
Nyenyenye
Anyapun mengesave nomernya dan mulai membalas chatnya kembali.
Beban
Kurang ajar!
Awas aja kalau ketemu saya
Halah Halah
Pada saat itu lah Aira mengundang masalah dengan yang ia kenal yang tak lain adalah Reyan Aditya.
Aira yang tak dapat balasanpun meletakkan hpnya di meja dan mulai menonton saluran tv yang ia tonton.
"Reyan sial*n" gumamnya merasakan puas ketika ia mengumpati Reyan yang menurutnya menjengkelkan.
Tak terasa teman Airapun datang dengan tak sopannya membuka pintu yang tidak terkunci dan masuk tanpa permisi dan parahnya lagi pintu itu di buka dengan kasar sampai sang pemilik telonjak kaget.
"SIAL*N LO PADA! UNTUNG GAK ADA RIWAYAT PENYAKIT JANTUNG KALAU IYA, GW GAK BAKALAN BERADA DI SINI LAGI YANG ADA!"
"KALAU MAU MASUK TUH KETOK PINTU KEK, PERMISI GITU, INI MALAH KEK PREMAN!" Tambah Aira
"Ya maaf, namanya ju-" ucap Nara terpotong.
"Reflek gitu, iya gitu hah?!" Bentaknya membuat Nara nyengir.
"Dih malah nyengir. Lo juga ngapain kayak gitu, gak ada sopan santunnya rumah orang nih bukan rumah selingkuhan" ucap Tika
"Kayak siapa tuh?" Goda Nara
"Lo" singkat Tika
"Lah kok gw sih Tik?" Tanya Nara memelas
"Ya emang elo"
"Lah kan gw gak rebut suami orang, pacar orang, siapapun itu"
"Ya pokoknya elu"
"Lah Tik"
"Gak peduli"
"Heh kok ribut?!. Lo pada kalau mau ribut jangan di sini ya anjim, gw tumbuk Lu pada kalau ribut di sini ya anjim" ucap Anya kesal
"Lah kok kasar" ucap Nara.
"Ya elu pada ribut"
"Ya kan bener Ra ka-" ucap Nara terpotong oleh Aira.
"Apa-apa, katok?"
"Lah kok gitu Ra?"
"Udahlah, Lo kalau masih kayak gini mending pulang Sono, pulang!" Usir Aira kesal, bagaimana tidak? sudah di buat beban pikiran oleh Reyan, ini juga gak sopan, ribut lagi.
"Jadi-jadi Ra" ucap Nara
"Yaudah ayo, jangan ampek tangan gw ngusir nih yehh!" tekan Aira
Airapun mengambil tas dan mengunci pintu rumah agar tidak kemalingan tentunya. Aira berjalan menuju mobil Nara yang terparkir di depan rumahnya.
Aira dan lainnya yang sudah masuk mobilpun segera Nara melajuhkan mobilnya ke tempat yang mereka tujuh. Saat diperjalanan Tika menawarkan sesuatu kepada teman-temannya.
"Ke mall yuk, enggak usah ke cafe biasanya" ucap Tika
"Ngapain ke mall?" Tanya Nara
"Belanja, makan, terus ya terserah lah" balas Tika
"Tanya tuh yang di belakang, mau enggak?" Tanya Nara
"Gw terserah yang penting bisa lupain masalah" ucap Aira yang mendegarkan ucapan Nara tadi.
"Lo ada masalah apa?" Tanya Nara
"Nanti aja, tuh setir yang bener kalau gak bener gw ngadu ke tunangan Lo" ancam Aira
"Lah malah ngadu" balas Nara yang masih fokus menyetir.
"Biarin"
"Ya jangan lah, nanti gak dapet izin nyetir sendiri" ucapnya memelas. Karena yang bertanggung jawab adalah tunangannya untuk sekarang. karena orang tua Nara menitipkannya kepadanya, akibat orang tuanya sedang pergi keluar kota mengurus perkerjaan. Inipun Nara membujuk tunangannya dengan setulus hati agar mengizinkannya pergi dan membawa mobil sendiri.
"Ya mangkanya Lo yang bener nyetirnya"
"Iya ini udah bener, bawel"
"Heh?!"
Tak ada sahutan, Aira diam selama perjalanan dan karena ia bosan Aira mulai membuka hpnya dan terlihat notif pesan yang membuatnya terkejut.