Chereads / PROTAGONIS / Chapter 3 - bab 3. Bagaimana kabarmu?

Chapter 3 - bab 3. Bagaimana kabarmu?

" Bos, ada wanita di luar yang mengaku tunangan anda ingin bertemu." Andy, sekretaris David tergopoh menyela sang Boss yang sedang berbincang dengan dua teman sekaligus tamu perusahaan.

Yos dan Benny tertegun sejenak.

" Suruh dia pergi, aku sibuk." Kata David cepat dengan sikap acuh.

" Tapi ....." Andy terlihat ragu-ragu.

" Apa aku sendiri yang harus menelpon sekuriti?." Nada David meninggi membuat Andy ketakutan dan serba salah. Wanita diluar juga tidak mudah dihadapi dan Boss sepertinya sangat tidak menyukai kemunculan wanita itu. Tunangan apa?wanita itu sangat arogan.

Melihat Andy  menghilang, Yos cepat bersuara.

" Kudengar kamu putus dengan Mela dan bertunangan dengan cewek lain?."

Dia perlahan mengamati perubahan wajah David.

" Cewek itu masih sepupu Mela." Benny ikut menyela.

" Sepertinya, dia sangat bersemangat menjadi menantu keluarga Yama." Lanjut Benny sedikit menggoda.

" Dalam mimpinya!." David mencibir.

Benny tertawa kecil melirik Yos yang kebingungan.

"Kamu tidak menyukai gadis itu tapi kenapa kamu mau bertunangan dengannya?." Tanya Yos lagi.

" Siapa yang ingin bertunangan dengan?!."Dengus David kesal.

" Ini semua diatur penyihir itu. Aku hanya mengikuti permainannya."

" Tapi kamu mengambil resiko besar dalam hubunganmu." Yos menggeleng samar.

" Aku juga tidak bisa menyeret Mela dalam hubungan yang rumit."

Yos menghela napas. " Aku hanya berharap kamu tidak menyesalinya nanti."

David mengangguk." Mela gadis yang baik, aku tidak ingin menahannya disisiku untuk terluka. Kalau dia akhirnya menemukan pria yang baik, aku akan mengikhlaskannya kalau tidak,aku akan mengejarnya lagi."

" Ah ...kenapa kita membicarakan hal-hal yang begitu serius? Jalani saja semua seperti air mengalir." Imbuh Denny.

" Btw, apa kalian tidak lapar? Ini sudah jam makan siang, kan?."

" Ayo kita pilih resto dekat sini." Ajak David.

" Ada resto yang lagi promo di depan."

Ketiganya bergegas keluar dari ruangan David. Kantor sudah sepi karena karyawan sedang break.

Di lobi, Andy menahan Milan, tunangan David yang masih kekeh ingin keruangan David.

" Aku tidak percaya dia mengatakan begitu. Aku akan menunggunya menyelesaikan rapatnya. Ini juga jam makan siang." Andy benar-benar kewalahan menghadapi keras kepalanya.

" Andy, apa yang kamu lakukan disini?."

Tegur David yang melihat Andy bergelut dengan seorang gadis.

Mendengar suara David, mata Milan langsung cemerlang.

" David!." Seru Milan manja." Lihat sekretarismu, dia melarangku menemuimu."

Memyipitkan matanya David menatap jijik pada Milan.

" Itu aku yang melarangku. Aku sedang meeting penting."

" Apa meetingnya sudah selesai? Aku menemanimu makan siang " Milan tersenyum cerah.

" Tidak perlu. Aku sedang sibuk, kamu bisa pulang sekarang."Sergah David cepat.

Wajah Milan kelam. " David, kita itu udah tunangan. Kamu niat nggak sih?."

" Pertunangan ini diatur oleh tantemu , kan?! Kamu bisa protes ke dia. Perusahaan bukan tempat kamu untuk bermain."

Tandas David cepat menuju parkiran.

" Pokoknya aku ikut kamu." Balas Milan tetap mengikuti.

" Maaf ya." Benny cepat beraksi, menghadang Milan.

" Temanku ini tidak suka dekat cewek." Benny mengangguk ke arah Yos yang tanpa ekspresi.

" Dia investor terbesar David." Katanya lagi setengah berbisik. " Kamu tahu, kan, resikonya kalau dia tidak senang? David akan kehilangan sejumlah proyek karena tidak ada dana."

Milan terlihat ragu.

" Kamu bisa datang lain kali berurusan dengan David, jangan membuat kacau hari ini." Lanjut Benny lagi.

" Baiklah."

Milan mengalah dan segera pergi.

" Beres." Kata Benny bangga.

Yos mendengus sebelum bergabung dengan David. Benny tertawa penuh kemenangan.

" Gadis itu agak merepotkan." Kata Yos saat mereka sudah berada di resto.

" Jangan terlibat terlalu jauh dengannya kalau kamu tidak ingin repot."

David mengangguk.

" Aku tahu kak."

" Cewek mana sih yang nggak merepotkan bagi kak Yos." Sahut Benny.

" Mela baik-baik saja. Dia gadis yang terkendali." Kata Yos lagi.

" Milan ini tipe cewek egois sih."

" Dia buruk dimana-mana." Timpal David.

" He...he...he..ingat! Dia tunanganmu." Goda Benny yang membuat David mencibir jijik.

******

Di ruang mewah lainnya, dua pria muda tengah berbincang.

" Bagaimana penyelidikan kamu?." Pria jangkung dalam stelan jas bertanya pada pemuda lain yang berpakaian santai.

" Mantan pacarnya bertunangan dengan sepupu dari pihak ibunya. Tapi, si mantan ini tidak menyukai tunangannya."

" Lanjut."

" Si mantan tampaknya memiliki keluarga yang rumit. Ibu tirinya yang selalu menentangnya adalah adik dari ibu si tunangan. Ibu Mela bersaudara dengan ayah tunangan mantannya."

Pria muda lainnya menyodorkan amplop." Semua informasi ada di dalam."

Pria dalam stelan memeriksa amplop itu.

" Sepertinya, si mantan ini menggunakan pertunangan itu untuk berurusan dengan ibu tirinya, dia tidak benar-benar ingin meninggalkan Mela. Mungkin saja dia bisa kembali pada Mela setelah semuanya beres." Kata pria berpakaian santai yang disambut senyum nyengir pihak lain.

" Apapun tujuannya, Karena dia telah meninggalkan Mela, dia tidak akan memiliki jalan kembali."

" Lalu, apa rencana mu bos."

" Bagaimana kabarnya sekarang?."

Si pria stelan jas balik bertanya

" Mela?." Tebak pria santai ragu." Dia baik-baik saja. Dia pindah ke apartemen kecil dekat kampusnya. Sudah seminggu ini, sahabatnya ikut tinggal disana. Dia beraktivitas normal. Putusnya tidak memberi dampak serius."

" Dia tidak mengecewakanku." Si pria necis itu mengembangkan senyum bahagia.

" Kita harus menyiapkan semuanya. Aku harus memberi kejutan pada banyak orang, mungkin kita harus mulai pada keluarga  Karaka."

Si pria santai menanggapi.

" Sepertinya Tellu hampir menyelesaikan tugasnya."

" Rencana awal akan dilakukan di ultah nenek."Seringai muncul di wajah pria necis.

" Itu berarti bulan depan."

" Ya, lima dan Pitu akan datang, kamu mengatur akomodasi buat mereka."

" Apa tidak apa-apa melakukannya di hari penting nyonya besar?."

" Aku dan nenek Sudah membicarakannya. Dia setuju mengenali cucunya di hari ultah nanti. Akan ada keributan kecil dan gerakan di dunia bisnis setelah ini."

" Apa Boss akan menyingkirkan tuan sekaligus?."

" Kita lihat, seberapa simpati yang bisa dia kumpulkan. Apa dia masih memiliki sahabat sejati yang tetap memegangnya."

pemuda santai menggeleng. " Ini sulit untuknya. Entah berapa orang yang telah dia singgung. Apalagi, anak dan istrinya makin sombong beberapa tahun ini."

" Jadi, kejatuhannya sudah di tunggu banyak pihak. Kita hanya meniupnya sedikit. Kalau dia tidak bisa menjaga keseimbangannya, itu hanya ketidakberuntungannya."

" Bagaimana dengan Mela bos?."

" Terus mengawasi dan menjaganya. Aku akan menemuinya secara pribadi nanti."

" Baik."

" Pergilah dulu." Si pria necis melambaikan tangannya dan si pria santai dengan cepat meninggalkan ruangan.

Pria necis membuka laci, mengambil selembar foto bocah yang tertawa polos.

" Bagaimana kabarmu sekarang? Semoga kamu tidak lupa janjimu. Sudah lima belas tahun, Mela." Jari-jarinya menelusuri gambar bocah itu.

" Dulu kamu adalah ngengat yang lengket." Tanpa sadar pria itu tertawa kecil. Matanya melihat nostalgia.