Skyla baru saja keluar saat kelas sudah selesai. Karena pelajaran sosiologi itu tidak begitu di minati olehnya maka gadis itu pun terlihat lesu sekali ketika keluar kelas. Sudah bisa di pastikan kalau gadis itu tidak begitu memperhatikan penjelasan dari dosennya.
"Kila, kamu sudah bisa kenapa dari tadi saya menjelaskan panjang lebar tapi kamu sama sekali tidak memperhatikan. Coba kalau kamu sudah merasa bisa kamu bisa menjelaskan di depan kelas agar teman-teman kamu yang lain juga ikut paham," ucap dosen itu.
"Maaf Pak, saya belum bisa!" sahut Skyla.
"Makanya kalau memang kamu belum bisa kalau saya sedang menerangkan di depan kelas seperti sekarang ini kamu harusnya memperhatikan. Bukan malah kamu itu berbicara sendiri dengan teman-teman kamu itu, kalian di sini tujuannya untuk belajar kan biar kalian paham dengan material akan saya berikan nanti untuk tugas kalian! Lalu kalau kalian tidak memperhatikan seperti itu bagaimana kalian mau bisa?" tanya Dosen itu.
"Maaf Pak, saya janji kalau saya pasti akan memperhatikan. Maaf kalau tadi saya kurang memperhatikan apa yang dijelaskan oleh Bapak!" ucap Skyla.
"Sebagai hukumannya kamu harus merangkum dari materi satu sampai materi ketiga, dan itu harus selesai besok saya tunggu di ruangan saya!" ucal Dosen itu.
Bagaikan di sambar petir di siang bolong, gadis itu seperti kehilangan asupan ogsigen di dalam tubuhnya. Entah apa yang di rasakan olehnya, yang jelas Skyla sangat muak sekali dengan dosennya kali ini.
"Apaan sih, orang juga nggak memperhatikan sebentar aja udah kayak gitu. Emangnya sawah kalau gue nggak memperhatikan 1 menit aja, lagian kenapa sih hari ini gue gak bisa fokus, mau fokus itu berasa berat banget!" gumam Skyla dalam hati.
"Baik Pak," sahut Skyla.
Dengan terpaksa gadis itu pun akhirnya menyetujui ucapan dosennya. Meskipun dirinya itu sangat kesal sekali, tapi baginya melawan pun akan sangat percuma sekali apalagi dosennya itu terkenal sangat galak di kampus ini.
Memang sih dosen itu pintar sekali, makanya banyak mahasiswa yang suka ketika dia yang mengajar.
Pelajaran sosiologi yang menurut Skyla membosankan pun akhirnya selesai. Gadis itu langsung aja ke dua temannya itu untuk ke kantin.
Saat berjalan ke arah Kantin, tidak sengaja gak di situ menabrak Skala. Otomatis gadis itu sangat terkejut. Mengingat bahwa di rumah mereka juga terlihat seperti orang asing, apalagi ketika berada di luar seperti ini pasti mereka akan sangat asing sekali.
"Maaf, gue nggak sengaja!" ucap Skyla
Dari arah belakang, datanglah Saka. Dengar-dengar dia adalah pindahan dari luar kota.
"Kila, kamu nggak papa kan?" tanya laki-laki yang baru saja membantu Skyla berdiri.
Gadis itu memang sampai terjatuh, tapi respon Sekala sangat biasa saja. Tidak seperti biasanya yang akan merespon dengan sangat khawatir.
Tentu saja itu membuat kedua temannya itu merasa sangat aneh, mengingat kedekatan antara Skyla dan Sekala.
Jika mereka dalam keadaan seperti itu pasti sedang berada dalam masalah begitulah kira-kira kedua teman Skyla mengiranya.
Sementara Skyla langsung di tarik oleh Saka menjauh dari Sekala.
"Ihhh, apaan sih main tarik-tarik saja!" protes Kila.
"Kamu lupa sama aku?" tanya Saka.
"Lah, memangnya sebelumnya kita itu pernah saling mengenal?" tanya Skyla.
"Ya ampun, Kila kok kamu mudah banget sih lupa sama aku. Padahal kan dulu kamu udah pernah berjanji sama aku kalau kamu nggak bakal lupa sama aku, pada laku pergi itu juga belum ada 10 tahun udah lupa aja kamu!" keluh Saka.
"Bentar-bentar, kalau dari bahasanya sepertinya gue sih inget. Saka .... lo Saka kan?" tanya Kila.
"Iya gue Saka," sahutnya.
"Huhh, enggak nyangka banget deh kita bisa ketemu di sini. Tapi ngomong-ngomong kenapa lu bisa tahu kalau gue kuliah di sini?" tanya Skyla.
"Sebenarnya gue nggak tahu sih lo kuliah dimana. Dan gue rasa pertemuan kita kali ini itu seperti kayak kebetulan aja, gue pindah kuliah di sini karena gue harus menemani nenek gue. Ya biasalah nyokap sama bokap itu sibuk dengan bisnisnya makanya gue ada yang disuruh nemenin nenek," jelas Saka.
"Ohh, jadi lo kesini itu bukan karena lo udah tahu tempat gue kuliah. Tapi aneh nggak sih tiba-tiba aja kita itu ketemu lagi dan pertemuan kita itu kayak kebetulan banget. Masih inget nggak waktu lo itu pamit sama gue mau pindah, disaat itu gue sedih banget loh bergabung kehilangan sahabat terbaikku!" ucap Kila.
"Masak sih, kalau sahabat terbaik harusnya lu tadi nggak lupa sama gue. Perasaan muka gue juga nggak jauh jauh amat berubahnya, tapi lo udah lupa gitu aja sama gue!" tukas Saka.
"Yaa maaf, gue sama sekali nggak ada niat buat melupakan lu. Bahkan gue sekarang bahagia banget karena kita bisa bertemu lagi, sumpah Saka gue kangeeeeen banget sama lo!" ucap Kila sembari memeluk laki-laki di depannya.
Mencurahkan rasa rindu karena hampir 7 tahun mereka tidak bertemu. Tentu saja mereka itu sangat rindu, apalagi mereka itu juga terkadang masih saling bertukar kabar lewat media sosial.
"Udah selesai kan kuliahnya, gimana kalau kita jalan-jalan!" ajak Saka.
"Bentar gue kabarin temen-temen dulu, kan tadi niatnya gue sama kedua temen gue itu mau ke kantin!" sahut Kila.
"Kan bisa dong dikabari lewat whatsapp, masa nggak bisa sih. Udah lama banget gue itu pengen jalan-jalan sama lo, cuma baru waktu ini aja kesampaian!" ujar Saka.
"Ya udah deh, gue whatsapp mereka dulu biar mereka nggak nungguin."
Gak dihidupin mengirim pesan whatsapp kepada salah satu temannya, dan langsung dibaca oleh temannya itu.
Setelah mendapat jawaban iya dari temannya itu Kila pun pergi bersama dengan Saka.
"Kalau begini kan mendingan dari dulu lo nggak usah pindah aja, daripada lu pindah tapi ujungnya juga pindah lagi ke sini!" tukas Kila.
"Yeee, yang mana gue tau kalau alur hidup gue bakal seperti ini. Yang jelas sekarang gue itu senang akhirnya bisa deket lagi sama lo, ya meskipun awalnya sempet nggak dikenali sih sama sahabatnya sendiri!" tutur Saka.
"Yaa Maaf, lagian kan kita udah lama banget gak ketemu. Makanya gue itu lupa lupa ingat deh sama muka lo, tapi kalau sekarang gue benar-benar ingat dengan muka lo itu," ujar Kila.
"Iya kan gue sudah memperkenalkan diri tadi kalo gue itu adalah sahabat yang udah berpisah. Seneng nggak sih karena akhirnya sekarang kita bisa sering berantem, bisa kejar-kejaran dan masih banyak lagi loh hal konyol yang sering kita lakuin aku kecil!" ujar Saka.