"Kamu kenapa?" tanya Doni perlahan.
Dia tahu bagaimana karakter anaknya, sehingga tidak mungkin jika di awal pembahasan dia sudah harus menggunakan nada tinggi, karena bukan tidak mungkin jika anaknya akan marah.
Di saat sekarang sudah berhadapan dengan Papahnya, dia malah kebingungan bagaimana cara menceritakan hal yang selama ini mengganjal dalam pikirannya.
Melihat kalau anaknya malah terdiam, membuat Doni semakin serius memperhatikan anaknya sambil menunggu kapan anaknya akan membuka mulut.
"Ada apa? Cerita sama Papah," ucap Doni yang semakin terdengar begitu lembut.
Doni yang sekarang berhadapan dengan Marsell adalah Doni yang asli. Doni yang tahu siapa dirinya dan siapa orang yang berada di hadapannya, sehingga kasih sayang itu begitu terpancar dengan jelas.
"Papah kan sudah tahu bagaimana kelakuan Marsell," ucap Marsell yang perlahan mencoba untuk menguatkan dirinya agar dia berani untuk menceritakan hal ini memang menurutnya sudah seharusnya dia ceritakan.