Malam yang damai menjadi malam yang begitu mendukung pemikiran Marsell, tapi sayang isi pikirannya sedang tidak seperti suasana malam ini. Isi pikirannya sedang begitu kacau.
Beberapa kali dia menghembuskan napasnya dengan begitu kasar, tapi dia merasa bahwa semakin ke sini terasa semakin sesak saat dia teringat akan sebuah kenyataan.
Kenyataan yang begitu tidak diinginkan menjadi hal yang begitu sulit untuk diterima, karena bagaimana pun dia sangat merasa tidak rela akan hal tersebut.
"Argh!" Marsell mengacak-acak rambutnya penuh dengaan frustrasi.
Tidak lama dari itu Marsell mengganti pakaiannya dan kemudian keluar dari kamarnya, dia berniat pergi malam ini. Semakin lama dia berada di tempat yang tenang, semakin banyak kesampatan untuk kejadian itu kembali terkenang.
"Kamu mau ke mana?" tanya Lina yang merasa begitu penasaran dengan tujuan Marsell malam ini, karena malam ini sudah benar-benar sangat malam, bahkan sudah sepantasnya digunakan untuk tidur.