Chapter 47 - bab 47

Ini adalah mimpi. Harus menjadi mimpi.

Atau mimpi buruk sialan.

"Kau benar-benar membutuhkan rumah sakit sialan," katanya, dengan nada marah yang jelas.

"Tidak bisa. Tidak bisa menjelaskan juga."

"Sama seperti kamu tidak bisa menjelaskan bagaimana kamu membuat tupai menyerang orang-orang itu?"

"Mereka bukan laki-laki."

"Terlihat seperti laki-laki bagiku."

Baer membuka matanya, mengarahkan tatapan sedihnya pada Dani. "Sudah waktunya bagi pacarmu untuk menjelaskan apa yang terjadi. Itu bukan tempatku."

"Saat ini, dia jelas bukan pacarku. Rupanya, aku tidak tahu siapa dia sebenarnya." Dani merengut saat dia menekan lampu tanda bahaya untuk berbelok ke kanan. Dia nyaris tidak melambat untuk tanda berhenti.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS