Hanya di ruangannya Kezira bisa tenang meskipun ingatannya masih tentang Gezan.
Setiap hari yang berganti rasanya sunyi, sama saja. Bahkan dia sudah melupakan banyak pekerjaan yang menumpuk di kantor. Hanya Naya saja yang mengurusnya seorang sejak ia baru sampai kemarin malam.
"Kezira, kamu tidak makan?" tanya Lexin yang baru saja menghampiri Kezira.
Kezira terdiam, dia tidak mau menjawab apapun. Hanya bisa menatap indahnya langit dengan laut yang selalu saja membuatnya sedih.
Lexin tersadar bahwa Kezira menangis ketika melihat laut, jadi tanpa bertanya lagi Lexin menarik gordeng dan menutupi jendela hingga tidak terlihat lagi laut di mata Kezira.
Dalam pikiran Kezira, dulu dia sangat menyukai laut namun sekarang ini dia sangat membencinya karena sudah mengambil orang yang sangat Kezira cintai.
"Apa aku sudah boleh keluar?" tanya Kezira dengan suara parau.
"Nanti aku akan tanyakan apakah kamu sudah bisa keluar atau tidak."
"Baiklah."