"Beneran?" tanya Kezira kembali.
"Iya Kez, kamu se enggak per-"
"Makasih!" Kezira memeluk Vegar dengan erat, dia enggan melepaskan pelukan itu.
Vegar tersenyum, pelukan serempak itu mampu membuat dia senang sekali. Meskipun ada rasa khawatir dalam dirinya, tapi melihat Kezira seperti ini seakan dia yakin bahwa Kezira akan tetap bersamanya.
"Kenapa?" tanya Vegar ketika Kezira melepaskan pelukannya tapi dengan wajah gundah gulana.
"Kamu beli pake uang kamu sendiri, Gar aku kan udah bilang kalau kamu itu enggak perlu kasih hadiah. Aku bahagia sama kamu, dan kamu udah ngasih tempat tinggal buat aku yang miskin ini.
"Am-" Kezira keceplosan. Untung kalau dia tidak melanjutkan kalimatnya itu, kalau di lanjutkan bisa bahaya.
Vegar terdiam, dia menelan salivanya. Benarkan apa yang di pikirkan oleh Vegar bahwa dia khawatir akan satu hal yaitu Amazon. Dia tidak tau apa yang di lakukan Kezira di Jakarta ketika tidak ada dia.
