Chereads / Pelatihan Mimpi : Sang Juara / Chapter 22 - Swansea City

Chapter 22 - Swansea City

Para penggemar klub kecil memiliki kesamaan, mereka tidak memiliki ekspektasi tinggi. Terutama ketika tim kesayangan mereka berlaga di liga premier, tentu mereka tidak mengharapkan hal tidak masuk akal seperti menjuarai liga Inggris. Namun, setidaknya mereka tidak ingin terdegradasi. Menjadi klub yang sering dibantai di liga Inggris lebih baik daripada menjadi penguasa di liga championship.

Sama seperti kebanyakan fans klub kecil, penggemar Southampton juga tidak mengharapkan hal-hal yang terlalu mustahil untuk dicapai. Mereka hanya ingin klub mampu mempertahankan eksistensinya di liga premier. Mereka lelah melihat Southampton terus terdegradasi setiap kali mereka berhasil masuk ke liga premier.

Mereka khawatir suatu hari, Southampton akan kesulitan untuk naik lagi ke liga premier dan akhirnya tertahan di liga championship.

Karena itu pada saat ini para penggemar Southampton merasakan perasaan unik ketika melihat tim cadangan Southampton bertanding. Orang-orang ini terbiasa melihat Southampton bermain konservatif. Mereka terbiasa melihat Southampton dikalahkan secara babak belur. Mereka terbiasa melihat Southampton membuang-buang peluang serangan balik yang ada.

Goal Kazuki di awal babak pertama memicu sesuatu yang telah hilang dalam diri fans Southampton. Gairah sepakbola, keinginan untuk menang, keinginan melihat Southampton berjaya dan mengangkat piala.

"Ini sepakbola!! Ini Southampton!!"

"Perasaan ini sangat menyenangkan!! Walaupun mereka hanya tim cadangan tetapi mereka juga bagian dari Southampton. Ayo kawan-kawan kecil!! Kalahkan mereka!!"

"Kalahkan Jacks!!"

Selebrasi goal Kazuki ditanggapi oleh raungan para fans yang melampiaskan rasa frustasi mereka oleh hasil yang ditunjukkan tim utama.

Perasaan ini juga baru bagi Kazuki, sorakan kali ini berbeda dengan sorakan imaginatif yang ada di [Pelatihan Mimpi].

"Aku punya perasaan bagus kali ini. Ayo kita buat skor besar," kata Kazuki pada rekan-rekannya.

Ryan Jr tertawa dan berkata, "Aku juga akan membantu, aku akan mencetak goal di pertandingan ini."

"Kau bisa mencetak goal setelah aku," ujar Rustan.

"Seranglah gawang Swansea, urusan pertahanan serahkan padaku," Penjaga gawang Southampton u-23 menanggapi keinginan para pemain lini depan untuk mencetak goal.

***

Kick-off kembali dimulai setelah Southampton berhasil mencetak goal pertama. Hadirnya fans Southampton juga menjadi sebuah ujian bagi Swansea City. Walaupun tim cadangan sering bertanding di stadion utama tetapi tetap saja masih ada orang-orang yang belum terbiasa ketika permainan mereka dilihat oleh ribuan orang, apalagi orang-orang tersebut adalah fans tim lawan.

Pada menit ke 12 serangan Swansea City berhasil di patahkan. Southampton u-23 segera melancarkan serangan balik. Ovrebo menerima bola dari bek tengah Southampton, ia kemudian membawa bola itu ke depan. Pemain Swansea City berusaha untuk melakukan pressing pada Ovrebo namun pemain Southampton itu segera mengoper bola pada Zhukovsky.

Gelandang Swansea menjatuhkan Zhukovsky dengan tackle yang bersih. Ia berhasil menghentikan serangan balik Southampton u-23.

Lemparan ke dalam bagi Southampton. Bek kiri Southampton melakukan lemparan ke dalam. Zhukovsky menerima lemparan tersebut, ia mengembalikan bola pada bek kiri. Bek kiri Southampton kemudian melakukan overlap, bek kanan Swansea mencoba untuk mempressing bek kiri Southampton namun pressing itu berhasil di lewati dengan bantuan Ryan.

Ryan mengambil bola itu dan menusuk ke arah kiri pertahanan Swansea. Ryan berhadapan dengan bek tengah Swansea, Ryan kemudian melakukan Body Feint untuk mengelabui bek tengah itu. Walaupun hanya sepersekian detik, tetapi itu cukup bagi Ryan untuk menerobos bek tengah tersebut. Pemain striker bayangan Southampton itu kemudian melakukan umpan terobosan.

Kazuki datang dari samping dan menerima umpan itu, tetapi jarak Kazuki dengan kiper terlalu dekat. Dengan satu sentuhan Kazuki mengirim bola ke tiang jauh gawang. Rustan datang dan membelokkan bola ke gawang Swansea City.

Rustan, Ryan, dan Kazuki saling menunjuk satu sama lain dengan senyuman. Mereka berpelukan merayakan kerjasama hebat antara ketiganya.

"Ryan, aku terkejut dengan umpan yang kau lakukan," ucap Kazuki. Umpan Ryan tidak mengarah pada Kazuki tetapi pada ruang kosong di depannya, hal ini memudahkan Kazuki karena ia tidak perlu mengontrol bola lagi.

"Haha, aku cukup tau kebiasaanmu kawan. Aku juga terkejut kau mengumpannya pada Rustan."

Kazuki tersenyum, ia memang bisa mencetak goal tadi tetapi ia memilih untuk mengumpankannya pada Rustan. "Aku merasa akan ada peluang lain jadi aku tidak terlalu terburu-buru untuk mencetak banyak goal."

Rustan mengangguk, "Benar, kesempatan berikutnya aku akan membantumu balik untuk mencetak goal."

Southampton u-23 berhasil mencetak goal kedua pada menit ke 14. Kerjasama yang baik antara Ryan, Kazuki dan Rustan membuat para penggemar Southampton bersorak dengan gembira. Mereka benar-benar lupa kapan terakhir kali mereka melihat kerjasama indah seperti ini di tim Southampton.

Tak butuh waktu lama bagi Southampton untuk mencetak goal ketiga. Kali ini Kazuki berada jauh di belakang bek tengah Swansea, ia berada dalam posisi offside. Tetapi Ovrebo kemudian mengumpan bola ke kanan. Rustan dan bek kanan Swansea berlomba untuk mendapatkan bola. Karena perlombaan itu, membuat Kazuki yang berada dalam posisi offside kini dalam posisi onside. Rustan berhasil merebut bola pertama kali, ia kemudian memberikannya ke tengah pada Kazuki yang benar-benar unggul secara posisi melawan bek tengah Swansea.

Kazuki membawa bola ke kotak penalti Swansea. Penjaga gawang Swansea City maju untuk memblokir tendangan Kazuki tetapi Kazuki memilih melakukan chip shot. Bola itu melengkung melewati penjaga gawang sebelum akhirnya masuk ke gawang Swansea city.

Setelah goal itu Kazuki dan Rustan melakukan selebrasi menyemir sepatu, Rustan menyemir sepatu Kazuki membuat Kazuki terlihat superior. Tentu saja selebrasi ini dilakukan dengan persetujuan kedua pihak.

"Ryan belum mencetak goal," kata Rustan.

"Benar, jika ada kesempatan kita bisa membiarkannya mencetak goal." Kazuki mengangguk setuju. Tentu saja jika tidak ada peluang yang cocok bagi Ryan, maka Kazuki akan mengeksekusi peluang itu sendiri.

Setelah gol ketiga ini, Swansea bermain dengan sangat buruk, faktor cemoohan penggemar Southampton dan kebobolan tiga kali dalam kurang waktu 20 menit membuat Swansea City u-23 jatuh secara mental. Serangan-serangan mereka tidak terorganisir, kebanyakan serangan mereka selalu diakhiri dengan tendangan jarak jauh yang kualitasnya buruk.

Dihadapkan dengan lawan seperti ini tentu Southampton semakin membara. Pada menit ke 25, Rustan yang berhasil melewati bek kanan Swansea dijatuhkan secara kasar. Rustan memegani kakinya sambil menjerit, jelas sekali ia mungkin menderita cedera. Kazuki sempat marah dan mendorong bek tengah yang menjatuhkan Rustan dengan kasar. Namun, Ryan berhasil menahan Kazuki agar tidak melakukan keributan lainnya.

Wasit memberikan kartu merah pada bek tengah Swansea City. Sementara itu Rustan harus di tandu ke luar lapangan. Kazuki sempat menyerahkan bola pada Ryan agar Ryan mengeksekusi penalti tetapi Ryan menolak.

"Kau belum mencetak hattrick di Southampton, kurasa pertandingan ini adalah pertandingan yang bagus untuk mengawali hattrickmu di Southampton," Ryan dengan tulus memberikan bola itu pada Kazuki.

Kazuki menerima bola itu dan berterima kasih pada Ryan. Kazuki memiliki kemampuan menendang penalti yang bagus setelah berkali-kali ia berlatih tendangan penalti di [Pelatihan Mimpi].

Peluit wasit berbunyi, Kazuki menendang bola itu ke kanan. Tendangan tersebut berhasil menipu penjaga gawang Swansea City. Kazuki berhasil membuat Southampton u-23 unggul 4-0 dari Swansea City.