False nine merupakan penyerang tengah yang tidak berada dalam posisi aslinya, seorang pemain yang diperankan menjadi false nine akan sering menjemput bola di tengah.
tujuan dari memasang posisi false nine yaitu untuk menarik bek lawan ke tengah, agar terciptanya celah di pertahanan lawan, sehingga, pemain yang berposisi sebagai gelandang ataupun sayap dapat masuk ke celah yang berhasil dibuka.
Bagaimana jika bek lawan tidak mau maju? Maka penguasaan bola di dekat kotak penalti lawan akan lebih unggul karena adanya penyerang yang membantu gelandang. Peran ini adalah peran yang diatur oleh Traves untuk Kazuki karena menilai Kazuki tidak memiliki kualitas yang bagus sebagai penyerang tengah tradisional. Walaupun peran false nine bagus tetapi Kazuki yang memiliki keinginan mencetak gol kurang menyukai peran ini.
Walaupun begitu, Kazuki tetap melakukan perannya sebagai false nine dengan baik. Ia membantu gelandang Manchester United u-18 untuk mempertahankan penguasaan bola di depan kotak penalti lawan. Beberapa kali ia juga bekerja sama dengan Bennet dalam umpan satu dua. Hubungan Bennet dan Kazuki sedikit lebih dekat setelah Bennet banyak membantu dalam pelatihan Kazuki.
Usaha tidak mengkhianati hasil, akhirnya bek tengah Leicester Skrimmer naik untuk mencoba mencegat umpan yang diberikan pada Kazuki. Tetapi Kazuki dengan cerdik back heel untuk mengolongi Skimmer dan melewatinya. Ia kemudian berlari membawa bola dengan cepat. Pemain bertahan Leicester lainnya mencoba untuk menutup celah yang diciptakan Skrimmer tetapi hal itu malah membuka celah lain pada posisi sayap. Kazuki membuat umpan trobosan yang langsung diterima Ethan dengan baik.
Skrimmer yang tadi melakukan kesalahan langsung dengan sigap menutup ruang bagi Ethan untuk menembak. Namun, Ethan dengan cerdas mengumpan bolanya pada sisi lain Pertahanan Leicester, Bennet yang memasuki kotak penalti menerima umpan itu lalu langsung memberikan tendangan kuat ke arah gawang. Penjaga gawang Leiceste U-18 hanya bisa melihat bola menghantam sudut atas gawang.
Manchester United akhirnya mampu menyamakan kedudukan menjadi 1-1 dengan goal Joe Bennet. Namun, Setan Merah belum puas. Walaupun hanya u-18 mereka juga anggota tim raksasa, bermain imbang seperti ini tidak memuaskan para pemain Manchester United. Serangan demi serangan mulai gencar dilesahkan. Terutama Bennet dan Ethan, kedua pemain itu merupakan pemain yang paling mengancam gawang Leicester. Sementara itu Leicester mulai melonggarkan penjagaan mereka pada Kazuki setelah melihat serangan tumpu Manchester United terletak pada Ethan dan Bennet.
Hal ini dimanfaatkan dengan baik oleh Kazuki. Memasuki akhir pertandingan Kazuki berhasil melewati jebakan offside Leicester City, ia membawa bola dengan cepat meninggalkan dua bek tengah Leicester yang berusaha mengejarnya. Kiper Leicester juga berlari ke depan untuk menutupi ruang menembak Kazuki tetapi Kazuki mengecoh kiper Leicester, ia kemudian menembakkan bola tersebut pada gawang yang kosong.
Pertandingan kemudian berakhir dengan kemenangan bagi Manchester United. Seusai pertandingan, para pemain muda setan merah tersebut duduk beristirahat sembari mendengarkan evaluasi pelatih Traves Lennon.
"Pertandingan yang bagus semuanya, walaupun kami kehilangan goal tetapi kami berhasil mencetak dua gol di babak kedua. Kemampuan taktis tim Leicester City u-18 sangat baik. Wajar jika kami kehilangan bola." Traves mengalihkan perhatiannya pada Perreira dan kemudian melanjutkan perkataannya, "Tetapi Perreira aku kecewa denganmu, kau menyia-nyiakan banyak peluang serangan. Kalian masih muda, tidak masalah menginginkan pertunjukan solo seperti itu tetapi jika serangan kalian gagal, kalian harus lebih banyak bekerja sama dengan tim kalian. Sementara itu Kazuki, kau membuat kemajuan yang hebat."
Kazuki sedikit senang dengan tanggapan Traves, hanya dalam waktu kurang dari seminggu Kazuki merasakan kemajuan yang cukup baik. Walaupun dia masih kalah dengan pemain berbakat seperti Bennet dan Ethan tetapi dengan pelatihan ganda di dunia nyata dan di [Pelatihan Mimpi] Kazuki percaya diri untuk melampaui Bennet dan Ethan.
***
Keesokan harinya pelatihan harian dibatalkan, tim Manchester United u-18, diberi tiket untuk menonton pertandingan tim utama Manchester United dalam laga penting melawan Liverpool di stadion Old Trafford.
Manchester United dan Liverpool adalah dua tim liga Inggris dengan prestasi yang paling banyak. Dominasi Liverpool di tahun-tahun lama, dipatahkan oleh Manchester United yang baru bangkit dibawah pelatihan Sir Alex Henderson. Dalam kurun waktu dua dekade Manchester United mendominasi liga Inggris dan memenangkan tropi liga champions dua kali. Namun pada musim ini Liverpool yang baru berganti pelatih membuat kemajuan besar daripada musim-musim sebelumnya.
Hal tersebut dapat dilihat dari tabel Liga Premier Inggris dimana Liverpool memimpin dengan 10 kemenangan 3 hasil seri dan 1 kekalahan total 33 poin diposisi kedua Manchester United mengejar dengan ketat 10 kemenangan 2 hasil seri dan 2 kekalahan 32 poin. Sementara itu para pesaing lainnya seperti Arsenal, Chelsea dan Manchester City tidak mampu mengimbangi performa Liverpool dan Manchester United.
Arsenal, Chelsea, Manchester City dan Manchester United bermain di liga champions sementara Liverpool yang finish di posisi 8 musim lalu tidak memiliki kompetisi Eropa dan bisa fokus di kompetisi domestik. Manchester United beruntung mereka berada dalam grup yang mudah bersama dengan Real Madrid, Olympiachos dan Dynamo Zegreb. Walaupun begitu untuk menyiapkan pertandingan melawan Liverpool, Manchester United mengirimkan barisan pengganti ketika menjamu Real Madrid di Old Trafford minggu lalu.
Mengalahkan Liverpool tampaknya lebih penting daripada merebut posisi pertama di grup dari Real Madrid.
Kazuki dan rekan setimnya duduk di kursi stadion lebih awal setengah jam dari kick off. Para penggemar telah datang memenuhi kapasitas Stadion. Dalam pertandingan sepenting ini, mana mungkin mereka melewatkan kesempatan untuk mendukung tim kesayangan mereka.
Kazuki telah beberapa kali menonton pertandingan di Old Trafford tetapi suasana meriah dan antusias fans selalu mampu membuatnya terkagum-kagum.
Dia bertanya-tanya kapan dia bisa merasakan atmosfer seperti ini langsung dari lapangan.
'Aku harus terus berlatih dengan giat.' pikir Kazuki yang telah membulatkan tekadnya.
Tak lama kemudian pemain dari kedua tim mulai memasuki lapangan. Sorakan meriah memenuhi stadion. Masing-masing tim menurunkan line up terkuat mereka. Walaupun secara keseluruhan squad MU lebih kuat daripada Liverpool tetapi jelas kerjasama dan pemahaman diam-diam Liverpool lebih baik daripada Manchester United. Alasannya sangat sederhana, karena Manchester United bertabur bintang, lebih sulit bagi mereka untuk bekerja sama daripada Liverpool yang setiap pemainnya tidak terlalu luar biasa tetapi mampu memainkan tugas mereka dengan baik.
Pertandingan kemudian dimulai. Dibawah tatapan puluhan ribu penggemar, Manchester United langsung melancarkan serangan dari awal pertandingan. Striker Manchester United, Ron, memiliki kesempatan menembak yang bagus, tetapi sayang sekali tembakan tersebut membentur gawang dan gagal membuka skor bagi setan merah.