Chereads / Rintangan Cinta / Chapter 2 - Terlambat

Chapter 2 - Terlambat

Peter dan Tina sedang duduk bersama di taman kampus tanpa melakukan apapun,

hanya memandang langit sementara sahabat-sahabat mereka sedang asik

bercanda ria dengan kekasih mereka masing-masing.

Tina: "Duh bosen banget. Aku harap aku juga punya pacar yang bisa berbagi

waktu denganku."

Peter: "Kayaknya cuma tinggal kita berdua deh yang jomblo. cuma kita berdua

saja yang tidak punya pasangan sekarang."

(keduanya mengeluh dan berdiam beberapa saat)

Tina: "Kayaknya aku ada ide bagus deh. kita adakan permainan yuk?"

Peter: "Eh? permainan apaan?"

Tina: "Eng... gampang sih permainannya. Kamu jadi pacarku dan aku jadi

pacarmu tapi hanya untuk 100 hari saja. gimana menurutmu?"

Peter: "Baiklah... lagian aku juga gada rencana apa-apa untuk beberapa bulan

ke depan."

Tina: "Kok kayaknya kamu gak terlalu niat ya... semangat dong! hari ini akan

jadi hari pertama kita kencan. Mau jalan-jalan kemana nih?"

Peter: "Gimana kalo kita nonton saja? Kalo gak salah film The Troy lagi maen

deh. katanya film itu bagus"

Tina: "OK dech.... Yuk kita pergi sekarang. tar pulang nonton kita ke

karaoke ya...

ajak aja adik kamu sama pacarnya biar seru."

Peter : "Boleh juga..."

(mereka pun pergi nonton, berkaraoke dan Peter mengantarkan Tina pulang

malam harinya)

Hari ke 2:

Peter dan Tina menghabiskan waktu untuk ngobrol dan bercanda di kafe,

suasana kafe yang remang-remang dan alunan musik yang syahdu membawa hati

mereka pada situasi yang romantis. Sebelum pulang Peter membeli sebuah

kalung perak berliontin bintang untuk Tina.

Hari ke 3:

Mereka pergi ke pusat perbelanjaan untuk mencari kado untuk seorang sahabat

Peter.

Setelah lelah berkeliling pusat perbelanjaan, mereka memutuskan membeli

sebuah miniatur mobil mini. Setelah itu mereka beristirahat duduk di

foodcourt, makan satu potong kue dan satu gelas jus berdua dan mulai

berpegangan tangan untuk pertama kalinya.

Hari ke 7:

Bermain bowling dengan teman-teman Peter. Tangan tina terasa sakit karena

tidak pernah bermain bowling sebelumnya. Peter memijit-mijit tangan Tina

dengan lembut.

Hari ke 25:

Peter mengajak Tina makan malam di Ancol Bay. Bulan sudah menampakan diri,

langit yang cerah menghamparkan ribuan bintang dalam pelukannya. Mereka

duduk menunggu makanan, sambil menikmati suara desir angin berpadu dengan

suara gelombang bergulung di pantai. Sekali lagi Tina memandang langit, dan

melihat bintang jatuh. Dia mengucapkan suatu permintaan dalam hatinya.

Hari ke 41:

Peter berulang tahun. Tina membuatkan kue ulang tahun untuk Peter. Bukan

kue buatannya yang pertama, tapi kasih sayang yang mulai timbul dalam

hatinya membuat kue buatannya itu menjadi yang terbaik. Peter terharu

menerima kue itu, dan dia mengucapkan suatu harapan saat meniup lilin ulang

tahunnya.

Hari ke 67:

Menghabiskan waktu di Dufan. Naik halilintar, makan es krim bersama,dan

mengunjungi stand permainan. Peter menghadiahkan sebuah boneka teddy bear

untuk Tina, dan Tina membelikan sebuah pulpen untuk Peter.

Hari ke 72:

Pergi Ke PRJ. Melihat meriahnya pameran lampion dari negeri China. Tina

penasaran untuk mengunjungi salah satu tenda peramal. Sang peramal hanya

mengatakan "Hargai waktumu bersamanya mulai sekarang", kemudian peramal itu

meneteskan air mata.

Hari ke 84:

Peter mengusulkan agar mereka refreshing ke pantai. Pantai Anyer sangat sepi

karena bukan waktunya liburan bagi orang lain. Mereka melepaskan sandal dan

berjalan sepanjang pantai sambil berpegangan tangan, merasakan lembutnya

pasir dan dinginnya air laut menghempas kaki mereka. Matahari terbenam, dan

mereka berpelukan seakan tidak ingin berpisah lagi.

Hari ke 99:

Peter memutuskan agar mereka menjalani hari ini dengan santai dan sederhana.

Mereka berkeliling kota dan akhirnya duduk di sebuah taman kota.

15:20 pm

Tina: "Aku haus. Istirahat dulu yuk sebentar."

Peter: "Tunggu disini, aku beli minuman dulu. Aku mau teh botol saja. Kamu

mau minum apa?"

Tina: "Aku saja yang beli. kamu kan capek sudah menyetir keliling kota hari

ini. Sebentar ya"

Peter mengangguk. kakinya memang pegal sekali karena dimana-mana Jakarta

selalu macet.

15:30 pm

Peter sudah menunggu selama 10 menit and Tina belum kembali juga.

Tiba-tiba seseorang yang tak dikenal berlari menghampirinya dengan wajah

panik.

Peter : "Ada apa pak?"

Orang asing: "Ada seorang perempuan ditabrak mobil. Kayaknya perempuan itu

adalah temanmu"

Peter segera berlari bersama dengan orang asing itu.

Disana, di atas aspal yang panas terjemur terik matahari siang,tergeletak

tubuh Tina bersimbah darah, masih memegang botol minumannya.

Peter segera melarikan mobilnya membawa Tina ke rumah sakit terdekat.

Peter duduk diluar ruang gawat darurat selama 8 jam 10 menit.

Seorang dokter keluar dengan wajah penuh penyesalan.

23:53 pm

Dokter: "Maaf, tapi kami sudah mencoba melakukan yang terbaik. Dia masih

bernafas sekarang tapi Yang kuasa akan segera menjemput. Kami menemukan

surat ini dalam kantung bajunya."

Dokter memberikan surat yang terkena percikan darah kepada Peter dan dia

segera masuk ke dalam kamar rawat untuk melihat Tina. Wajahnya pucat tetapi

terlihat damai.

Peter duduk disamping pembaringan tina dan menggenggam tangan Tina dengan

erat.

Untuk pertama kali dalam hidupnya Peter merasakan torehan luka yang sangat

dalam di hatinya.

Butiran air mata mengalir dari kedua belah matanya.

Kemudian dia mulai membaca surat yang telah ditulis Tina untuknya.

Dear Peter...

ke 100 hari kita sudah hampir berakhir.

Aku menikmati hari-hari yang kulalui bersamamu.

Walaupun kadang-kadang kamu jutek dan tidak bisa ditebak,

tapi semua hal ini telah membawa kebahagiaan dalam hidupku.

Aku sudah menyadari bahwa kau adalah pria yang berharga dalam hidupku.

Aku menyesal tidak pernah berusaha untuk mengenalmu lebih dalam lagi

sebelumnya.

Sekarang aku tidak meminta apa-apa, hanya berharap kita bisa memperpanjang

hari-hari kebersamaan kita. Sama seperti yang kuucapkan pada bintang jatuh

malam itu di pantai,

Aku ingin kau menjadi cinta sejati dalam hidupku. Aku ingin menjadi

kekasihmu selamanya dan berharap kau juga bisa berada disisiku seumur

hidupku. Peter, aku sangat sayang padamu.

23:58

Peter: "Tina, apakah kau tahu harapan apa yang kuucapkan dalam hati saat

meniup lilin ulang tahunku?

Aku pun berdoa agar Tuhan mengijinkan kita bersama-sama selamanya.

Tina, kau tidak bisa meninggalkanku! hari yang kita lalui baru berjumlah 99

hari!

Kamu harus bangun dan kita akan melewati puluhan ribu hari bersama-sama!

Aku juga sayang padamu, Tina. Jangan tinggalkan aku, jangan biarkan aku

kesepian!

Tina, Aku sayang kamu...!"

Jam dinding berdentang 12 kali.... jantung Tina berhenti berdetak.

Hari itu adalah hari ke 100...

Katakan perasaanmu pada orang yang kau sayangi sebelum terlambat.

Kau tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi besok.