Chereads / Legenda Tabib / Chapter 5 - 5. Hari Perpisahan

Chapter 5 - 5. Hari Perpisahan

5. Hari Perpisahan

Tujuh hari yang telah ditentukanpun akhirnya tiba dimana seluruh penghuni langit biru merasa bersedih karena pangeran langit akan pergi meninggalkan alam dewa. Di istana giok dewa salju semua orang telah berbaris di halaman dari dalam aula terdapat iring – iringan permaisuri yang menggendong bayi yang masih merah diapit oleh oleh kedua ibu suri, terlihat air matanya mengelir membasahi pipi tanpa sadar dalam pikirannya terdengan kata

" Ibu jangan bersedih aku baik – baik saja doaku untuk ibunda dan ayahanda"

Seakan tidak percaya dia menatak anaknya yang masih bayi merah dapat bicara

"Hie'er apakah kau bicara pada ibunda ini" jawab permaisuri lirih

Bayi itu hanya tersenyum "Aku akan kembali lagi menemui ibu dua puluh tahun lagi, bunda harus jaga kesehatan untuk Hie'er dan ingatka ayahanda untuk tidak memikirkan Hie'er jagalah kesehatan untuk semuannya"

Permaisuri mendengarkan perkataan putranya tersenyum seperti mimpi dan tidak percaya , dan ternyata yang mendengan tidak hanya permaisuri tapi semua iring – iringan itu juga mendengar, kedua ibu suri tersenyum lebar apa yang diucapkan oleh cucunya bahkan dayang – dayang saling berpandangan satu sama lainya.

"Baik sayang aku akan mendengarkan katamu, tapi kamu harus berjanji untuk merindukan bundamu ini"

"Bunda aku ingat bunda, ayahanda, nenek suri, kakek dan leluhur serta yang lain" sambil tersenyum karena bayi itu bicara melalui pikirannya.

Setelah sampai dihalaman terlihat barisan orang yang berjajar rapi sebelah kanan kiri terlihat keluarga kekaisaran langit biru, sambil berlajan permaisuri mendekat semua keluarga mencium kening pangeran. Semua tatapan yang sendu terlihat semua meteskan air mata seakan tidak rela untuk berpisah.

Semua ucapan keluarga kekaisaran langit biru mengucapkan :

"Selamat tinggal sayang "

"Selama tinggal Cucuku yang tampan"

"Selamat tinggal Ponakanku yang pintar"

"Selamat tinggal adikku yang ganteng dan pintar akan kakak tunggu kedatanganmu"

Seluruh Rakya kekaisaran langit biru bersujud dihalaman istana giok Dewa salju sambil memanjat doa untuk kebaikan pangeran

" Selamat tinggal pangeran hanya doa kami semua untuk pangeran dan kejayaaan kaisar langit, semoga pangeran diberi kesehatan, umur panjang, dan kebahagian untuk pangeran dimanapun berada"

Hujan air mata mengiringi kepergian pangeran Hie Xie, permaisuri menyerahakan putranya pada nyai Niu Xu .

"Nyai Mahaguru aku titipkan Hie'er mohon bimbingannya" kata permaisuri dengan deraian air mata

Kaisar tidak tega dengan istrikya kemudian memeluknya" Sabar sayang ini hanya sementara"

Memeluk dan menenangkan istrinya setelah itu mereka memandang Mahaguru She Long dan Niu Xu,

"Tolong jaga anakku dan bimbinglah seperti cucu sendiri " kata kaisar

Kedua Mahaguru hanya mengangguk bersamaan dengan lenyapnya dari pandangan semua orang yang ada dihalaman itu dan pecahnya tangisan permaisuri dan ibu suri mengawali perpisahan Pangeran Hie Xie Langit Biru, tak lama permaisuri tidak sadarkan diri.

Permaisuri di bopong kaisar diikuti oleh kedua ibu suri dan kedua ayahanda serta leluhur keruangan Istana Giok Dewa Salju, kemudian leluhur Xie Nu dan Hie Wi mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah menyempatkan mengiringi kepergian cucunya.

Kini halaman terlihat sepi hanya beberapa penjaga dan beberapa keluarga kekaisaran, setelah menghantarkan permaisuri kaisar langit menuju ruang tengah Istana untuk mengadakan rapat hanya orang kepercayaan kaisar dan keluarga.

"Salam untuk semua dan aku ucapkan terima kasih atas dukungannya terima ayah dan leluhur"

Sapaan kaisar hanya di jawab anggukan oleh semua karena mereka tidak kuat untuk bicara mulut seperti terkunci tubuh terasa terpaku"