Clarisa sedang berada di kampusnya, gadis 21 tahun itu terlihat sedang bercengkrama dengan beberapa temannya di sebuah bangku taman. Senyumnya tampak indah, di hiasi cacat berlubang di pipinya, yang membuat gadis itu, jauh lebih manis.
Jika di lihat lebih dekat, senyuman itu tampak kosong tidak berisi, seperti ada beban berat, yang di pikul oleh gadis itu. Sepertinya dia sedang berusaha untuk membuat teman-temannya tertawa, dengan guyonan ceritanya. Tampa memikirkan bahwa hatinya juga sedang terluka.
Clarisa gadis berusia 21 tahun, tinggal di sebuah rumah kumuh pinggir kota, bersama dengan kedua orang tuanya dan juga tiga orang adik. Setiap hari setelah pulang dari kampus, dia akan bekerja sebagai kasir di sebuah minimarket. Guna memenuhi kebutuhan dirinya dan juga keluarganya.