Pagi itu Dyanra terbangun dari tidurnya dan melihat Raihan yang sedang tertidur di sampingnya sembari memeluk pinggang rampingnya. Ia pun segera mendudukkan diri di atas kasur dan menyentuh keninganya yang terpasang kompres penurun panas.
Pasti ia dema, lagi semalam, dirinya pasti banyak merepotkan pria itu, batin Dyanra menatap Raihan yang masih tertidurnya. "Maafkan Dy Mas, pasti Dy sangat merepotkan ya?" gumamnya sembari menyentuh pipi Raihan dan mengusapnya dengan pelan.
Raihan mengerjapkan matanya dan melihat Dyanra yang sudah terbangun dan sedang mengelus pipinya dengan lembut, rasanya sangat nyaman saat tangan halus itu menyentuh pipinya. Ia kemudian memejamkan matanya kembali. Namun, suara dari Dyanra membuatnya tersentak kaget.
"Mas sudah bangun, ya? sejak kapan?" tanya Dyanra menjauhkan tangannya dari pipi Raihan dan menatap pria itu.
