Di lorong rumah sakit khusus penderita kangker dan di bangsal spesial anak-anak, Dion dan Vaz masih bertahan. Mereka berdua menemui orang tua Bane yang menurut info sedang berada di kantin untuk makan. Somxay dan Kela sepertinya berada di sana tidak hanya untuk makan, tapi juga untuk meratapi nasib putranya dan mereka sendiri. Bane adalah putra mereka satu-satunya dan mereka harus segera merasakan kehilangan senyum semangat mereka. Dion dan Vaz bisa melihat semuanya dari kepala Kela yang terus tertunduk dan Somxay yang terlihat jelas menepuk punggung sang istri untuk menenangkan.
"Selamat siang Nyonya dan Tuan." Sapa Dion ramah.
Tentu saja wajah bingung itu jelas terlihat, "apa ada yang bisa kami bantu?"
"Hm, perkenalkan aku Dion dan ini saudaraku Vaz. Kami tadi datang untuk mengunjungi Bane. Sepertinya ada pesan yang ingin dia sampaikan, tapi mungkin dia terlalu ragu untuk mengatakannya." Kata Dion awalnya.