Juno sesekali masih mencium bibir gadis itu yang duduk dipangkuannya. Dia tidak peduli meskipun gadis itu terus merasa risih. Juno justru semakin gencar menggodanya. Sungguh posisi ini membuat Nuri merasa tidak nyaman. Juno sengaja menyentuhnya di bawah sana dengan miliknya.
"Bisakah kau berhenti Juno? Aku sedang berusaha melihat lukisanmu." Tatap Nuri kesal.
"Lihat saja sepuasmu." Kata Juno.
"Tapi kenapa aku sudah tidak merasakan lagi lukisanmu yang muram?" Tanya Nuri.
"Mungkin karena memang hidupku kini jauh lebih baik? Maksudku kan dan ya hubunganku juga dengan kakakku satu-satunya membaik." Katanya.
"Kau punya kakak? Apa yang selalu mengantarmu itu?" Tanya Nuri.
"Bukan dia. Aku punya kakak kandung, Basta namanya. Mungkin dia juga ada beberapa hal lainnya yang membuatku jadi sering melukis emosi negatif seperti itu. Tapi kini aku punya dia dan kau. Rasanya aku tidak akan melukis semacam itu lagi." Senyum Juno mencium gadis itu mesra.