Entah pengaruh bir yang mereka tenggak bersama atau memang suasana malam yang dingin, Juno dan Nuri merasakan kenyamanan itu makin mengikat mereka. Kini bahkan mereka berdua sudah duduk berdampingan di sofa itu. Juno tidak bisa berhenti menatap gadis itu yang sangat cantik malam ini. Nuri pun tidak bisa lagi membantah ketampanan Juno yang hakiki. Dan tidak lupakan cerita hidup mereka yang seakan seiringan.
Juno mendadak tidak sabaran apalagi setelah melihat Nuri mengusap bibirnya dengan lidahnya sendiri tepat setelah menenggak bir terakhirnya. Adegan yang terjadi sangat cepat itu tidak berlaku bagi Juno yang seakan bisa melihat detailnya dengan gerakan super lambat. Bohong kalau dia tidak gagal fokus juga pada tubuh sintal Nuri yang terpampang nyata di hadapannya dari tadi.