Seketika tubuh Sam mendadak terasa lemas. Ia terhuyung dan hampir saja terjatuh. Beruntungnya ada dinding rumah sakit yang menahan tubuhnya.
"Tidak, itu tidak mungkin!" lirih Sam seperti tidak percaya dengan apa yang baru saja Nico katakan kepadanya, jika Alisa adalah darah dagingnya.
Dada Nico bergerak naik turun. Nafasnya hampir saja putus dan tersengal. Rahangnya mengeras, menatap penuh kebencian pada Sam yang masih terdiam untuk beberapa saat.
Isakan Akbar menyadarkan Sam dari lamunan. Lelaki yang mematung itu menoleh pada Akbar yang menangis di atas pembaringan.
"Akbar itu ...!" Sam melangkahkan kakinya mendekati Akbar, hendak menenangkan. Dengan cepat, Akbar menepis tangan Sam yang hendak menyentuhnya.
"Jangan sentuh aku!" sentak Akbar menaikan nada suara. Kedua matanya membulat menatap penuh pada Sam penuh kebencian.
