Sekretaris Aris terkejut mendengar apa yang baru saja Alisa katakan. Lelaki yang berdiri di dalam pintu itu tercekat untuk sesaat.
"Apa maksud kamu Lisa? Menggelapkan uang apa?" Sekretaris Aris masih sama sekali tidak mengerti dengan apa yang Alisa katakan.
Alisa membungkukkan tubuhnya, mengumpulkan kertas-kertas yang berserakan di bawah kaki Sekretaris Aris dengan kasar.
"Ini, apa Paman? Ini apa?" Sentak Alisa menunjukkan nama pemilik rekening koran yang berada di tangannya. "Bukankah ini nama paman, kan?" cetus Alisa berlinang air mata. Dari tatapannya gadis itu sangat kecewa sekali. "Rekening ini adalah milik Paman Aris!" tegas Alisa.
Sekretaris Aris tercekat. Meraih rekening koran yang berada di tangan Alisa. Sejenak ia menatap deretan aksara yang tertulis dalam rekening itu. Dalam rekening itu memang bertuliskan nama Sekretaris Aris.