"Terimakasih!" ucap Davin pada pelayanan hotel yang sudah mengantarkannya ke kamar yang telah Davin sewa. Kamar yang luas, karena Davin memilih kamar VIV.
Davin menoleh pada Julia yang berdiri di sampingnya. Wajah gadis muda itu terlihat lesu. Mungkin saja ia sedih karena gagal masuk di universitas yang ia sukai.
"Apakah kamu sudah siap?" ucap Davin mejatuhkan tatapan lekat pada Julia.l.
Gadis bernetra jeli itu mendongak dan menatap pada Davin. Sejenak tidak ada kalimat sedikitpun yang keluar dari bibir Alisa. Ia hanya mengangguk lembut mengiyakan ucapan Davin, tanpa membuang tatapannya sedikitpun.
Davin membalas senyuman genit pada Julia. Ia juga sempat mengerlingkan matanya pada gadis itu. Davin memasukkan kunci dan membuka pintu kamar. Padahal saat ini, jantung Davin sedang berdebar tidak berirama. Antar takut dan gugup. Tapi ia tidak ingin terlihat pecundang di depan Julia.