Sofia berlari tergopoh-gopoh, sesekali menoleh ke arah belakang punggungnya. Takut jika Arka yang sedang dikuasai amarah mengejarnya dan menyiksanya lagi. Nafas Sofia hampir saja putus, karena ia sudah berlari sangat jauh sekali dari rumahnya.
Setelah merasa aman, Sofia menjatuhkan tubuhnya duduk di balik sebuah bangunan ruko yang terbengkalai. Terletak di persimpangan menuju jalan besar. Sepersekian detik Sofia hanya mampu menangis dan menangis menyesali semua yang terjadi dalam hidupnya. Tubuh Sofia yang terasa perih oleh luka yang Arka berikan kepadanya. Kini sudah tidak terasa lagi, hanya sesak yang menghujani dada wanita itu.
"Alisa!" lirih Sofia dengan bibir bergetar. Mengingat banyangan gadis cantik yang tidak lain adalah putrinya.
_____